Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapten Buton, Pelaut Sulawesi yang Kecewa dan Meninggalkan Negerinya

Kompas.com - 10/03/2023, 09:00 WIB
Susanto Jumaidi,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Kapten Buton baru mendapati kabar buruk tentang pemaksaan raja terhadap istrinya ketika ia sudah kembali.

Mendengar kabar demikian, Kapten Buton kemudian meminta keadilan bagi hak-hak dirinya maupun hak istrinya, tetapi semua usahanya sia-sia.

Kekecewaan Kapten Buton atas tidak adanya keadilan yang ia dapatkan dari peristiwa tersebut, menguatkan tekadnya untuk meninggalkan negerinya.

Meninggalkan Negeri

Kapten Buton bersama pengikut dan keluarganya kemudian meninggalkan negerinya dan berlayar ke arah Bali.

Sesampainya di Bali, mereka kemudian menetap sebentar, kemudian melanjutkan pelayaran lagi mencari tempat yang cocok untuk kelompok mereka.

Mereka akhirnya menemukan suatu daratan yang menurutnya cocok bagi mereka untuk bermukim. Daratan ini berada di kawasan Lombok.

Pada dasarnya, kondisi lingkungan tempat baru ini juga kurang efektif, kawasannya memiliki kondisi tanah yang tandus, kurang cocok untuk budidaya.

Enam bulan kemudian, Kapten Buton memutuskan kembali berlayar mencari dataran tempat tinggal dan meninggalkan keluarganya di Lombok.

Kemudian, ia menemukan dataran bernama Watu Ulu, kawasan yang berdekatan dengan Nusa Barong dan di bawah kekuasaan Belanda.

Tentunya Belanda tidak akan memberikan izin mendiami kawasan tersebut jika tidak ada imbalannya.

Menjawab masalah tersebut, akhirnya Kapten Buton dan pengikutnya menawarkan bantuan kepada Belanda sebagai imbalannya.

Bantuan yang ditawarkan adalah kesiapan Kapten Buton bersama pengikutnya membantu Belanda mengusir para perompak atau bajak laut.

Atas tawaran tersebut, Belanda sangat tertarik. Sebab, perompak atau bajak laut memang menjadi masalah utama bagi mereka di kawasan pesisir selatan Jawa.

Menjadi Kaki Tangan Belanda

Lambat laun, kerja sama ini pun berjalan. Pasukan kapten buton bersama pasukan Belanda beraksi mengusir dan menangkap para bajak laut tersebut.

Bajak laut yang kebanyakan berasal dari Bugis, perlahan tapi pasti berhasil ditawan. Beberapa bajak laut juga dibunuh oleh pasukan Kapten Buton.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com