Sistem pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno yang selanjutnya adalah kekuasaan tertinggi dipegang oleh raja.
Pada masa Hindu-Buddha, raja memang dianggap sebagai penjelmaan dewa di dunia.
Hal ini sesuai dengan landasan kosmogonis, di mana di dalam diri seorang raja terdapat delapan dewa, yaitu Indra, Yama, Surya, Soma, Wayu, Kuwera, Waruna, dan Agni.
Hal ini berarti raja sebagai pemimpin harus berpegang teguh pada dharma, adil, dan menghukum yang bersalah serta memberi anugerah kepada orang-orang bijaksana, baik, dan selalu mengusahakan ketentraman rakyat.
Baca juga: Asal-usul Wangsa Sanjaya
Pada masa Kerajaan Mataram Kuno, pajak merupakan sumber penghasilan dan kekayaan kerajaan.
Berdasarkan dari catatan beberapa prasasti, pajak di desa-desa ditarik setelah panen selama dua kali setiap tahunnya.
Kemudian, uang pajak itu akan diserahkan kepada raja oleh pemimpin daerah.
Di samping membayar pajak, warga Mataram Kuno juga diwajibkan mengikuti kerja bakti di proyek-proyek kerajaan. Salah satunya adalah pembangunan candi.
Referensi: