Denah bangunan utama Candi Bojongmenje berukuran 6,4 x 6,77 meter. Saat ini, yang tersisa hanya bagian kaki candi setinggi 0,86 meter.
Di bagian kaki candi, terdapat bingkai panil, bingkai rata dan bingkai padma, yang tersusun atas lima lapis batu.
Baca juga: Sejarah Candi Bubrah di Kawasan Prambanan
Dari reruntuhan yang tersisa, diketahui bahwa bangunan candi sangat sederhana di mana dindingnya polos tanpa dihiasi relief.
Berdasarkan aspek kesederhanaan tersebut, para ahli menduga bahwa usia Candi Bojongmenje lebih tua dari candi-candi di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Meski belum ditemukan sumber tertulis yang menjelaskan hubungan Candi Bojongmenje dengan kerajaan di Nusantara, berdasarkan bukti-bukti arkeologi yang didapat, diketahui bahwa bangunan ini bercorak Hindu.
Melansir Kompas Regional, hasil uji pada proses penelitian awal disebutkan bahwa Candi Bojongmenje sudah ada sejak abad ke-6.
Disinyalir candi ini sudah berdiri ketika masa kejayaan Kerajaan Tarumanegara.
Selain reruntuhan candi, di sekitar candi pernah ditemukan lingga dan yoni, yang merupakan lambang kesuburan.
Lingga dan yoni merupakan simbolisasi dari Dewa Siwa yang berpadu dengan Dewi Parwati untuk keperluan pemujaan Hindu.
Ada pula temuan patung Nandi, yakni batu berbentuk lembu yang dalam kepercayaan hindu merupakan kendaraan Dewa Siwa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.