Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan APRA Ingin Mempertahankan Negara Pasundan

Kompas.com - 08/01/2023, 09:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Pada awal kemerdekaan Indonesia, terjadi beberapa perlawanan atau pergolakan daerah yang disebabkan oleh ketidakpuasan kelompok-kelompok tertentu terhadap pemerintah.

Salah satu pergolakan yang dimaksud adalah gerakan separatis APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) di Jawa Barat pada awal 1950.

Gerakan yang dipimpin oleh Raymond Pierre Paul Westerling ini menuntut untuk tetap mempertahankan negara Pasundan yang dibubarkan pemerintah.

Apa alasan gerakan separatis APRA mempertahankan negara Pasundan?

Baca juga: Alasan Pemberontakan Westerling Memakai Nama Perang Ratu Adil

Alasan APRA mempertahankan negara Pasundan

Angkatan Perang Ratu Adil atau disingkat APRA adalah milisi bersenjata yang dibentuk oleh mantan perwira KNIL (Koninklijk Nederlands Indisch Leger) atau Tentara Hindia Belanda, Raymond Westerling.

Westerling merupakan salah satu orang yang masih tetap memimpikan Indonesia menjadi ladang subur bagi Belanda.

Ketika terjadi penyerahan kedaulatan kepada Indonesia oleh Belanda pada 27 Desember 1949, disepakati bahwa RIS (Republik Indonesia Serikat) akan dibubarkan dan negara-negara bagian bentukan Belanda bersatu kembali menjadi NKRI.

APRA, yang dipimpin oleh Westerling, termasuk kelompok federalis, yang menolak dibubarkannya negara bagian bentukan Belanda.

Westerling segera merencanakan makar, yang bertujuan mempertahankan eksistensi negara Pasundan guna mencegah terciptanya NKRI yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

Alasan gerakan separatis APRA mempertahankan negara Pasundan adalah melindungi aset-aset ekonomi kolonial yang ada di wilayah Pasundan.

Baca juga: Pemberontakan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil)

Sebelum pemberontakan, APRA mengirimkan ultimatum kepada Pemerintah RIS di Bandung.

Dalam ultimatum tersebut, APRA menuntut agar diakui sebagai Tentara Pasundan dan menolak usaha-usaha pembubaran negara Pasundan.

Karena ultimatum tersebut tidak ditanggapi Pemerintah RIS, meletuslah pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil pada tanggal 23 Januari 1950 di Bandung.

Pemberontakan APRA dipimpin oleh Kapten Westerling, yang membawa sekitar 800 pasukan untuk menyerang Bandung.

Serangan APRA hari itu menewaskan 79 anggota TNI dan banyak warga sipil.

Pemerintah menanggapinya dengan memberi tekanan kepada pimpinan militer Belanda dan melakukan operasi militer. Hasilnya, pemberontakan APRA cepat dipadamkan.

 

Referensi:

  • Departemen Pertahanan-Keamanan Indonesia. (1989, Januari). Dharmasena. Jakarta: Pusat Penerangan ABRI.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com