Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukti Belanda Kesulitan Menghadapi Perlawanan Aceh

Kompas.com - 01/11/2022, 12:10 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, Perang Aceh merupakan perang tersulit bagi pemerintah Hindia Belanda.

Perang Aceh meletus pada 1873 dan baru berakhir tiga dekade kemudian, tepatnya pada 1904.

Pertempuran ini berlangsung sangat lama karena Belanda kesulitan menghadapi perlawanan rakyat Aceh.

Salah satu bukti bahwa kolonial Hindia Belanda mengalami kesulitan dalam menghadapi perlawanan Aceh adalah mereka harus mengirim Snouck Hurgronje untuk menyamar dan menyelidiki tata negara Aceh agar diketahui kelemahannya.

Baca juga: Perang Aceh: Penyebab, Tokoh, Jalannya Pertempuran, dan Akhir

Kesulitan Belanda menguasai Aceh

Secara umum, penyebab Perang Aceh adalah ambisi Belanda untuk menguasai seluruh Nusantara.

Pada 26 Maret 1873, Perang Aceh resmi dimulai ketika Belanda menembakkan meriam dari kapal Citadel van Antwerpen.

Ternyata, Aceh tidak mudah ditaklukkan dan Perang Aceh menjadi salah satu perang terlama yang pernah dihadapi Belanda selama pendudukannya di Indonesia.

Salah satu hal yang menyebabkan Belanda kesulitan dalam menguasai daerah Aceh adalah kurangnya informasi tentang daerah di ujung barat Nusantara itu.

Setelah dua dekade lebih mengalami kesulitan menghadapi rakyat Aceh, Belanda memutuskan untuk mengubah strategi.

Belanda menempuh jalan dengan mencari rahasia kekuatan masyarakat Aceh, terutama yang menyangkut kehidupan sosial-budayanya.

Dr. Snouck Hurgronje adalah tokoh yang dikirim oleh Belanda untuk menyelidiki tata negara Aceh agar diketahui kelemahannya.

Baca juga: Siapa Snouck Hurgronje?

Snouck Hurgronje adalah orientalis ternama berkebangsaan Belanda yang paham tentang agama Islam dan mempunyai pengalaman bergaul dengan orang-orang Aceh selama di Mekkah.

Ia dipandang sebagai orang yang tepat untuk terjun ke tengah masyarakat Aceh dan diberi tugas memecahkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi Belanda dalam penaklukkan Aceh.

Hurgronje pun terjun ke Aceh untuk memelajari adat-istiadat, kebudayaan, dan ajaran Islam masyarakatnya.

Selama menjalankan misinya di Aceh, Hurgronje memakai nama samaran Abdul Gafar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com