Tokoh yang menulis historiografi kolonial adalah orang-orang dari Belanda, Inggris, atau Portugis ketika tinggal sementara di Nusantara.
Tujuan historiografi kolonial adalah mempertahankan kekuasaan kolonialisme di negeri jajahan serta meredam adanya perlawanan dari kaum pribumi.
Ciri-ciri historiografi kolonial adalah penulisannya berdasar pada sudut pandang orang Belanda sehingga bersifat subjektif dari sudut pandang penjajah.
Kendati begitu, tulisan yang dihasilkan biasanya masih bersifat obyektif atau sesuai dengan kenyataan di lapangan.
Contoh historiografi kolonial adalah sebagai berikut:
Baca juga: Historiografi Tradisional: Ciri-Ciri dan Contohnya
Historiografi nasional adalah penulisan sejarah Indonesia yang tujuannya untuk membangun karakter bangsa sesuai visi negara Indonesia.
Historiografi nasional mulai ditulis oleh para sejarawan Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan.
Disebutkan bahwa historiografi nasional secara resmi dirumuskan pada Seminar Sejarah Nasional yang dilangsungkan di Universitas Gajah Mada pada 14-18 Desember 1957.
Ciri-ciri historiografi nasional adalah sebagai berikut:
Contoh historiografi nasional adalah:
Baca juga: Maksud Interpretasi dalam Metode Penulisan Sejarah
Historiografi modern adalah penulisan sejarah yang menggunakan metodologi analisis kritis dan berpedoman pada prinsip sejarah sebagai ilmu.
Fokus utama dari historiografi modern adalah pemaparan data dan fakta dari sebuah peristiwa sejarah.
Adapun fakta-fakta tersebut dapat diperoleh dari metode penelitian sejarah, ilmu bantu sejarah, dan rekonstruksi sejarah lisan.
Ciri-ciri historiografi modern adalah:
Referensi: