Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Kerajaan Malaka Bercorak Maritim?

Kompas.com - 12/09/2022, 13:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber-sumber sejarah China pada abad ke-15 menujukkan bahwa Dinasti Ming mengirim utusan pada 1403 dan 1407 ke Malaka.

Utusan China tersebut membawa sejumlah hadiah yang dipersembahkan untuk Raja Malaka.

Bahkan, mereka juga membawa Raja Malaka beserta istri dan anaknya untuk berkunjung ke China.

Baca juga: Mengapa Kerajaan Demak Tergolong dalam Kerajaan Agraris dan Maritim?

Kedatangan utusan-utusan China tidak hanya menandai keberadaan Kerajaan Malaka, tetapi juga menjamin keamanan dan stabilitas politik Malaka sebagai kerajaan maritim yang baru berkembang.

Jelas bahwa China berperan penting dalam membangun landasan kuat bagi perkembangan Malaka sebagai kerajaan maritim yang berpengaruh.

Jalinan hubungan Malaka-China memang sangat menguntungkan kedua belah pihak.

Bagi China, hubungan dagang tersebut berarti menghentikan pencariannya akan pusat dagang strategis dan aman dari kemungkinan bajak laut, untuk rute ke India.

Sedangkan bagi Malaka, dukungan China sangat signifikan dampaknya terhadap kepentingan politik dan ekonomi kerajaan yang baru berdiri.

Diperkirakan, menjelang pertengahan abad ke-15, Malaka telah mampu mempertahankan dirinya sebagai kerajaan maritim yang stabil.

Baca juga: Mengapa Selat Malaka Dikenal Sebagai Jalur Sutra?

Dalam perkembangan selanjutnya, hubungan Malaka semakin intensif dengan kerajaan-kerajaan di Nusantara.

Penguasa Malaka berupaya agar pedagang Jawa memindahkan kegiatan ekonomi mereka dari daerah Pasai ke Kerajaan Malaka.

Dari situ, Malaka menjelma menjadi pusat kekuatan ekonomi dan politik Islam, melampaui keberhasilan Samudra Pasai.

Kegiatan perdagangan dan pelayaran di Kerajaan Malaka semakin berkembang akibat ramainya kehadiran para pedagang Muslim dari Arab dan India.

Kerajaan Malaka merupakan pelabuhan bongkar muat bagi barang-barang yang datang dari Timur Jauh.

Di Malaka-lah, pedagang dari Nusantara, China, Asia Timur, dan Eropa, bertemu untuk melakukan transaksi dagang.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com