Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah dan Perkembangan Pramuka di Indonesia

Kompas.com - 21/07/2022, 14:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pramuka adalah sebuah organisasi pendidikan formal yang mengajarkan tentang ilmu kepanduan atau disebut juga kepramukaan di Indonesia.

Kata Pramuka sendiri merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang berarti pasukan terdepan. Tokoh yang mencetuskan istilah ini adalah Sri Sultan Hamengkubuwono IX.

Akan tetapi, sebelum istilah Pramuka ditetapkan, kata Pramuka awalnya diambil oleh Sultan HB IX dari kata Poromuko, yang artinya pasukan terdepan dalam perang.

Lalu, bagaimana sejarah dan perkembangan Pramuka di Indonesia?

Baca juga: Sejarah Pramuka Indonesia

Sejarah Pramuka

Sejarah terbentuknya Pramuka bermula dari sebuah buku yang ditulis oleh Letnan Satu Robert Baden Powell asal Belanda yang bertajuk Scouting for Boys.

Buku tersebut mengulas tentang panduan untuk para remaja guna melatih keterampilan dan ketangkasan, cara bertahan hidup, sekaligus pengembangan dasar-dasar moral.

Ide yang dicetus oleh Baden Powell ini kemudian menyebar hingga ke seluruh dunia dan melahirkan gerakan kepanduan.

Pada 1912, Belanda mendirikan suatu organisasi yang bernama Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung, Jawa Barat.

Empat tahun setelahnya, 1916, Mangkunegara VII membentuk suatu organisasi kepanduan pertamanya yang bernama Javaansche Padvinder Organisatie (JPO).

Dengan dibentuknya JPO ternyata memicu munculnya gerakan kepanduan lain yang sejenis, seperti Hizbul Wahton (HM) pada 1918, Jong Java Padvinderij (1923), dan Nationale Padvinders.

Menyaksikan kejadian ini, Belanda mulai merasa khawatir sehingga melarang adanya organisasi kepanduan di luar kepemilikan mereka yang menggunakan istilah Padvinder.

Maka dari itu, KH Agus Salim secara resmi memperkenalkan istilah Pandu atau Kepanduan yang digunakan untuk organisasi kepramukaan milik Indonesia.

Akhirnya, pada 23 Mei 1928, muncullah organisasi bernama Persaudaraan Antar Pandu Indonesia (PAPI).

Sepanjang tahun 1928-1935, gerakan kepanduan lain di Indonesia mulai berkembang dengan kemunculan Pandu Indonesia, Padvinders Organisatie Pasundan, Pandu Kesultanan, Sinar Pandu Kita, dan Kepanduan Rakyat Indonesia.

Untuk menumbuhkan rasa persatuan di antara organisasi kepanduan ini, Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) mengadakan acara Perkemahan Kepanduan Indonesia (PERKINO) yang dilaksanakan sejak 19 hingga 23 Juli 1941 di Yogyakarta.

Baca juga: Sejarah Singkat Pramuka Dunia

Perkembangan Pramuka di Indonesia

Ketika Jepang datang ke Indonesia pada 1942, segala partai, organisasi, bahkan gerakan kepanduan dilarang berdiri dan beroperasi.

Alasan Jepang melarang adanya gerakan kepanduan adalah karena organisasi ini sangat menjunjung tinggi nilai persatuan Indonesia.

Kendati begitu, setelah Indonesia merdeka pada 1945, beberapa tokoh kepanduan memutuskan mengadakan pertemuan pada 27-29 Desember 1945 di Surakarta.

Hasilnya adalah lahirnya Pandu Rakyat Indonesia (PRI) tanggal 28 Desember 1945. PRI ini menjadi satu-satunya organisasi kepanduan yang diakui oleh pemerintah.

Namun, setelah Belanda kembali datang ke Tanah Air, PRI resmi dicabut dan dilarang berdiri pada 6 September 1951.

Kejadian ini pun mendorong dibentuknya gerakan kepanduan lain, seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI), serta Kepanduan Indonesia Muda (KIM).

Pada 9 Maret 1961, Presiden Soekarno mengumpulkan para tokoh dari gerakan kepramukaan Indonesia. Ia menyatakan bahwa organisasi kepanduan yang sudah berdiri harus diperbiki.

Lewat kesempatan ini Presiden Soekarno juga membentuk Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka yang terdiri dari Sultan HB IX, A Azis Saleh, dan Achadi.

Hasilnya adalah dikeluarkannya Keppres No 238 Tahun 1961 tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.

Kemudian, melalui Keprres 238/1961, Gerakan Kepanduan Indonesia akhirnya dinyatakan sebagai Gerakan Praja Muda Karana.

Lebih lanjut, pada 30 Juli 1961, seluruh tokoh kepanduan Indonesia menyatakan diri mereka bergabung dalam organisasi Gerakan Pramuka di Istora Senayan.

Hari bersejarah ini kemudian disebut sebagai Hari Ikrar Gerakan Pramuka.

Lalu, pada 14 Agustus 1961, Gerakan Pramuka secara resmi mulai diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia.

Tidak hanya di Jakarta, tetapi hampir di seluruh wilayah yang ada di Indonesia.

Peristiwa penyebaran gerakan ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Pramuka yang diperingati setiap tahunnya di Indonesia.

Masih di tanggal yang sama, Presiden Soekarno melaksanakan Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang diketuai sendiri oleh beliau.

Melalui MAPINAS, Presiden Sokearno menyerahkan panji-panji pramuka kepada para tokoh Pramuka.

 

Referensi:

  • Sugiarto, R. Toto. (2021). Sejarah Pramuka Indonesia dan Cikal Bakal Jambore Nasional. Bantul: Hikam Pustaka.
  • Museum Sumpah Pemuda. (2009). Buku Panduan Museum Sumpah Pemuda. Jakarta: Museum Sumpah Pemuda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com