Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dapunta Hyang Sri Jayanasa, Pendiri Kerajaan Sriwijaya

Kompas.com - 21/07/2022, 10:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan maritim terbesar di Nusantara yang berdiri sejak abad ke-7.

Pendiri Kerajaan Sriwijaya adalah Dapunta Hyang Sri Jayanasa. Sayangnya, tidak banyak diketahui mengenai asal-usulnya.

Informasi mengenai Dapunta Hyang Sri Jayanasa pada prasasti-prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya hanya memberikan keterangan terkait hal-hal yang dilakukan selama pemerintahannya, misalnya tentang penaklukan wilayah dan pembangunan taman.

Baca juga: Balaputradewa, Pembawa Kejayaan Kerajaan Sriwijaya

Pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Sriwijaya

Sebagai pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Sriwijaya, Dapunta Hyang Sri Jayanasa diperkirakan berkuasa sejak 671 hingga 702.

Informasi mengenai masa pemerintahan Dapunta Hyang Sri Jayanasa dapat diketahui dari Prasasti Kedukan Bukit, yang ditemukan di Kedukan Bukit, Palembang.

Prasasti berangka tahun 604 Saka atau 683 Masehi ini ditulis menggunakan huruf Pallawa dan berbahasa Melayu Kuno.

Isi Prasasti Kedukan Bukit terdiri dari sepuluh baris, yang diterjemahkan sebagai berikut.

Selamat! Tahun Saka telah lewat 605, pada hari ke sebelas paro-terang bulan Waisakha Dapunta Hiyang naik di sampan mengambil siddhayatra.
Pada hari ke tujuh paro-terang bulan Jyestha Dapunta Hiyang berlepas dari Minanga untuk membawa bala tentara 20.000 dengan perbekalan 200 peti di sampan dengan diiringi sebanyak 1.312 orang berjalan kaki datang ke hulu Upang dengan sukacita.
Pada 15 hari pertama bulan asadha dengan lega gembira datang membuat benua... srivijaya jaya siddhayatra subhiksa nityakala!

Baca juga: Prasasti Kedukan Bukit: Sejarah, Isi, dan Artinya

Setelah ditafsirkan, isi prasasti itu memuat informasi bahwa pada 23 April 682, Raja Sriwijaya yang bergelar Dapunta Hyang naik perahu dari suatu tempat untuk bergabung bersama tentaranya yang baru saja menaklukkan Minanga.

Lalu pada 19 Mei, Dapunta Hyang memimpin sebanyak 20.000 tentaranya dari Minanga untuk kembali ke ibu kota.

Mereka bersukacita karena pulang dengan kemenangan dan tiba di Muka Upang, sebelah timur Palembang, pada 16 Juni.

Sesampainya di ibu kota, Dapunta Hyang menitahkan pembuatan wanua (bangunan) berupa sebuah wihara, sebagai manifesti rasa syukur dan gembira.

Prasasti Kedukan Bukit menjadi bukti keberhasilan Dapunta Hyang pada masa pemerintahannya.

Oleh karena Dapunta Hyang disertai puluhan ribu bala tentara yang lengkap dengan perbekalan, sudah tentu perjalanannya adalah sebuah ekspedisi militer untuk menaklukkan daerah.

Baca juga: Kerajaan Sriwijaya: Letak, Raja-raja, Masa Kejayaan, dan Peninggalan

Sejak awal didirikan, Sriwijaya diperkirakan telah berhasil menguasai Sumatera bagian selatan, Bangka Belitung, dan Lampung.

Daerah-daerah taklukannya itu sangat strategis untuk perdagangan, sehingga Kerajaan Sriwijaya menjadi berkembang dan makmur.

Konon, Sri Jayanasa bahkan mencoba untuk melancarkan ekspedisi militer menyerang Jawa yang dianggap tidak mau berbakti kepada Raja Sriwijaya.

Membangun Taman Srikesetra

Selain melakukan penaklukan wilayah, Dapunta Hyang Sri Jayanasa juga memerintahkan membuat taman.

Hal ini tercantum dalam Prasasti Talang Tuo, yang ditemukan di daerah kaki Bukit Seguntang, dekat Palembang.

Isi prasasti ini menceritakan tentang pembangunan Taman Sriksetra oleh Sri Jayanasa untuk kesejahteraan semua makhluk.

Baca juga: Prasasti Talang Tuo: Lokasi Penemuan, Isi, dan Maknanya

Berikut ini isi penggalan Prasasti Talang Tuo berdasarkan terjemahan Slamet Muljana.

Bahagia! Tahun Saka 606 pada hari kedua bulan terang caitra, itulah waktunya taman Sriksetra ini dibangun, milik Dapunta Hyang Sri Jayanaga.
Ini pesan Dapunta Hyang: Semua yang ditanam di sini; nyiur, pinang, enau, rumbia dan lain-lain yang (berupa) pohon, dimakan buahnya, serta aur, buluh betung dan yang semacam itu.
Demikian pula taman-taman lainnya dengan sebat telaga; semuanya yang dibuat, semua perbuatan baik, dimaksud untuk kebahagiaan semua makhluk yang bergerak dan tidak bergerak.
Hendaklah daya upaya beliau yang sangat baik itu mendapat kesukaan di kemudian hari dengan jalan lain.
Semoga beliau mendapat makanan dan air untuk minumnya.
Semuanya yang dibuatnya; ladang, kebun luas, menghidupi binatang-binatang, ramai para abdi suburlah.
Jauhkanlah beliau dari segala bencana, siksaan dan penyakit tidak dapat tidur.
Bagaimanapun, barang usahanya hendaklah berhasil baik, binatang-binatang lengkap semua, beliau dari sakit dibuat awet muda.
Dan lagi, hendaklah semua yang disebut abdi setia berbaktilah mereka pada beliau.
Yang menjadi sahabat beliau, janganlah mereka mengkhianati beliau; yang menjadi istri beliau hendaklah tetap setia sebagai istri pada beliau.
Di mana pun beliau berada, janganlah melakukan pencurian, kecurangan, pembunuhan, dan perzinaan di situ.

Baca juga: Prasasti Tanjore, Bukti Takluknya Kerajaan Sriwijaya oleh Raja Chola

Selain memuat informasi tentang pembangunan Taman Sriksetra atas perintah Dapunta Hyang Sri Jayanasa, banyak doa dan harapan untuk sang raja.

Disebut pula pembangunan wihara, yang jelas menunjukkan sifat agama Buddha.

 

Referensi:

  • Asiah, Nur. (2009). Ensiklopedia Peninggalan Bersejarah Indonesia. Jakarta: Mediantara Semesta.
  • Irfan, N.K.S. (2015). Kerajaan Sriwijaya: Pusat Pemerintahan dan Perkembangannya. Bandung: Kiblat Buku Utama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Stori
6 Peninggalan Kerajaan Ternate

6 Peninggalan Kerajaan Ternate

Stori
Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Stori
Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Stori
Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Stori
Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Stori
4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

Stori
Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Stori
Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Stori
Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Stori
Sejarah Penemuan Angka Romawi

Sejarah Penemuan Angka Romawi

Stori
7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

Stori
Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Stori
7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

Stori
Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com