Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Jombang Disebut Kota Santri?

Kompas.com - 07/07/2022, 15:00 WIB
Tri Indriawati

Penulis

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Jombang mendapatkan julukan sebagai Kota Santri karena banyaknya pondok pesantren di kabupaten di Jawa Timur itu.

Di Kabupaten Jombang, terdapat ratusan pondok pesantren yang beberapa di antaranya cukup terkenal, seperti Tebuireng, Tambak Beras, Darul Ulum Rejoso, dan Denanyar.

Selain banyaknya pondok pesantren, julukan Kota Santri juga melekat pada Kabupaten Jombang karena jumlah santri yang menimba ilmu agama di sana mencapai ribuan orang.

Bukan hanya itu, sejumlah tokoh nasional terkemuka juga lahir di Jombang, seperti KH Hasyim Asyari, KH Wahid Hasyim, Nurcholis Madjid, hingga KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur yang merupakan Presiden ke-4 Republik Indonesia.

Baca juga: Biografi Abdurrahman Wahid atau Gus Dur

Sejarah Kabupaten Jombang

Kabupaten Jombang berdiri pada 1910, setelah berpisah dengan Kabupaten Mojokerto yang dipimpin Bupati Raden Adipati Ario Kromodjojo.

Adapun bupati pertama di Kabupaten Jombang adalah Raden Adipati Ario Soerjo Adiningrat yang memimpin pada periode 1910-1930.

Berdasarkan cerita rakyat yang berkembang, salah satu desa di Jombang, yakni Desa Tunggorono, merupakan gapura keraton Majapahit bagian barat.

Adapun gapura selatan Majapahit disebut berada di Desa Ngrimbi karena terdapat Candi Arimbi yang masih berdiri hingga kini.

Candi Arimbi menjadi salah satu peninggalan sejarah di Kabupaten Jombang.

Kisah Jombang sebagai gerbang Kerajaan Majapahit pun tertuang dalam lambang kabupaten seluas 1.159 kilometer persegi itu.

Dalam sebuah tulisan yang dimuat di Majalah Intisari yang terbit pada Mei 1975, Bupati Mojokerto Raden Adipati Ario Kromodjojo dikisahkan mengirim laporan kepada residen Jombang pada 1898.

Laporan itu berisi tentang kondisi Trowulan pada 1880 yang disebut sebagai salah satu onderdistrict afdeeling Jombang.

Berdasarkan catatan itu, kegiatan pemerintahan di Jombang diketahui telah ada sejak 1880, bukan 1910.

Meski kini dikenal sebagai Kota Santri, Jombang sebenarnya memiliki masyarakat majemuk sejak era kolonial Belanda.

Hal itu dibuktikan dengan pendirian Gereja Mojowarno yang berbarengan dengan dibangunnya Masjid Agung di Kota Jombang pada 1893.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com