Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah di Balik Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Kompas.com - Diperbarui 06/07/2022, 19:06 WIB
Tri Indriawati

Penulis

Sumber Setneg

KOMPAS.com - Pada dini hari tanggal 17 Agustus 1945, sebuah peristiwa penting menuju proklamasi kemerdekaan Indonesia terjadi di kediaman Laksamana Tadashi Maeda.

Di rumah perwira tinggi Angkatan Laut Jepang itu, tiga tokoh nasional, yakni Soekarno, Mohammad Hatta, Achmad Soebarjo, berkumpul untuk merumuskan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia itu kemudian dibacakan di kediaman Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur, Nomor 56, pada 17 Agustus 1945 pukul 10.00 pagi.

Baca juga: Biografi Sultan Hasanuddin: Ayam Jantan dari Timur yang Tak Pernah Tunduk pada Belanda

Dari Rengasdengklok ke Rumah Laksamana Maeda

Setelah melewati perundingan bersama golongan muda di Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945, Soekarno dan Mohammad Hatta kembali ke Jakarta dengan dijemput oleh Achmad Soebardjo.

Achmad Soebardjo diketahui memiliki kedekatan dengan Laksamana Maeda sehingga perwira tinggi Angkatan Laut Jepang itu dinilai lebih lunak terhadap keinginan Indonesia untuk merdeka.

Atas kedekatan itu, Achmad Soebardjo kemudian membawa Soekarno dan Hatta ke rumah Laksamana Maeda yang terletak di Jalan Meiji Dori (sekarang Jalan Imam Bonjol Nomor 1) Jakarta Pusat.

Rumah Laksamana Maeda dinilai cukup aman untuk Soekarno dan Hatta mempersiapkan teks proklamasi.

Sebab, Laksamana Maeda memiliki hak imunitas terhadap Angkatan Darat Jepang.

Penyusunan teks proklamasi pun terjadi di ruang makan rumah Laksamana Maeda.

Di sana, Soekarno, Hatta, dan Achmad Soebardjo merumuskan teks proklamasi dengan disaksikan Sukarni, B.M. Diah Sudiro, dan Sayuti Melik.

Perumusan teks proklamasi di rumah Maeda juga disaksikan satu tokoh Jepang, yakni Miyoshi yang merupakan orang kepercayaan Somobuco (kepala pemerintahan umum), Mayor Jenderal Nishimura.

Sementara itu, tokoh-tokoh lain, baik dari golongan tua maupun muda, menunggu di serambi muka rumah Laksamana Maeda.

Adapun sang tuan rumah, Laksamana Maeda, memilih menarik diri dari pembahasan teks proklamasi dan menghabiskan waktu di kamar tidurnya.

Perumusan teks proklamasi

Soekarno menuliskan konsep proklamasi dalam selembar kertas blocknote berwarna putih berukuran panjang 25,8 sentimeter dan lebar 21,3 sentimeter dengan tebal 0,5 milimeter.

Adapun dua tokoh lainnya, Hatta dan Achmad Soebardjo menyumbangkan pikirannya secara lisan dalam penyusunan naskah proklamasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com