KOMPAS.com - Insiden Jembatan Marco Polo adalah pertempuran antara Tentara Revolusioner Nasional China dan Tentara Kekaisaran Jepang yang terjadi pada 7 Juli 1937.
Peristiwa ini terjadi di Jembatan Lugou atau Jembatan Marco Polo di Beijing, China.
Insiden Jembatan Marco Polo menjadi awal dari Perang China-Jepang II yang berlangsung hingga 1945.
Baca juga: Perang China-Jepang II: Latar Belakang, Kronologi, dan Dampak
Sejak invasi Jepang ke Manchuria pada 1931, insiden kecil di sepanjang jalur kereta api yang menghubungkan Beijing dengan Pelabuhan Tianjin kerap terjadi.
Berawal dari peristiwa itu pula, Jepang terus mencaplok wilayah China utara dan timur, hingga mengancam Beijing.
Beijing adalah kota yang menempati posisi strategis dan penting bagi China.
Saat itu, Pemerintah de facto China, Kuomintang yang dipimpin oleh Chiang Kai Shek, berpusat di Nanjing yang letaknya cukup jauh di selatan Beijing.
Satu-satunya penghubung antara Beijing dan Nanjing adalah Jembatan Marco Polo.
Di jembatan inilah, Tentara Kekaisaran Jepang berusaha menekan mundur pasukan China, tetapi tidak berhasil.
Sejak awal musim panas 1937, tentara Jepang mulai melakukan latihan militer di dekat jembatan.
Selama latihan, mereka selalu memberitahu penduduk setempat, guna mencegah kepanikan.
Namun, pada 7 Juli 1937, tentara Jepang melakukan latihan militer tanpa ada pemberitahuan.
Hal itu yang kemudian memicu Insiden Jembatan Marco Polo, karena Garnisun China di Wanping mengira bahwa mereka diserang.
Baca juga: Perang China-Jepang I: Penyebab, Jalannya Pertempuran, dan Dampak
Garnisun China di Wanping, yang mengira Jepang mulai melakukan serangan, mulai melepaskan tembakan.
Alhasil, Jepang membalas tembakan tersebut hingga terjadi kekacauan yang mengakibatkan satu prajurit Jepang menghilang.