Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tutty Alawiyah, Politisi dan Ulama Perempuan dari Betawi

Kompas.com - 07/07/2022, 10:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tutty Alawiyah adalah seorang ulama perempuan asal Betawi yang banyak berkiprah sebagai aktivis Muslim dan politisi.

Dalam upaya menyiarkan agama Islam, salah satu strateginya adalah mendirikan organisasi sekaligus aktif di dalamnya.

Salah satu organisasi yang ia dirikan adalah Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) pada 1981 di Jakarta.

Tutty Alawiyah juga sempat aktif dalam International Muslim Women Union (IMWU), sebuah organisasi muslimah dunia beranggotakan 88 negara yang berpusat di Sudan, Afrika Utara.

Selain aktif dalam bidang dakwah, Tutty juga berkiprah di bidang politik. Ia pernah menjabat sebagai Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan (1998-1999) dan anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat atau MPR (1992-2004)

Baca juga: Ruhana Kuddus, Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia

Riwayat pendidikan

Tutty Alawiyah lahir di Jakarta pada 30 Maret 1942. Ia merupakan putri dari KH Abdullah Syafi'ie dan Rogayah.

Sejak kecil hingga mahasiswa, Tutty mengenyam pendidikan di Jakarta. Ia lulus dari IAIN Syarif Hidayatullah (sekarang UIN Syarif Hidayatullah) pada 1976.

Tutty dikenal sebagai murid yang sangat cerdas. Ia diketahui kerap memberikan kursus membaca dan menulis huruf latin kepada beberapa perempuan di daerah Pancoran, Jakarta.

Ketika usianya baru 13 tahun, Tutty sudah mengajar secara tetap dengan membuka tiga kursus, di antaranya:

  • Kursus Banat As-Syafi'iyah, mengajar tentang pelajaran agama, maulid Nabi, dan membaca Al Quran dengan jumlah murid sekitar 200 orang.
  • Kursus Umahat As-Syafi'iyah, khusus untuk para ibu yang ingin mendalami ilmu agama
  • Kursus Tilawatil Quran

Pada 1958, ia telah dipercaya untuk memimpin Majelis Taklim Kaum Ibu As-Syafi'iyah dan mengadakan pengajian setiap Sabtu pagi di Masjid Al Barkah.

Baca juga: Kyai Mursalin, Ulama dan Legenda Silat dari Pulau Panggang

Satu tahun kemudian, Tutty diajak sang ayah pergi ke Singapura dan Malaysia untuk berdakwah,

Setelah melihat Tutty berpidato, membaca Al Quran, dan menyanyikan lagu-lagu qasidah, Konsulat Jenderal RI, Sugih Arto, memintanya berceramah di depan lebih dari 500 orang.

Peristiwa ini yang mengawali Tutty semakin aktif berdakwah dan berceramah di depan banyak orang.

Meski disibukkan dengan kegiatan dakwah, Tutty tidak meninggalkan dunia pendidikan dan aktif menulis puisi serta artikel yang diterbitkan di surat kabar ibu kota.

Pada 1960, di usia 18 tahun, Tutty Alawiyah menikah dengan Ahmad Chatib Naseh. Pernikahannya dikaruniai lima orang anak, yaitu Moh. Reza Hafis, Dailami Firdaus, Nurfitria Farhana, Lily Kamalia Ihsana, dan Syida Fauzia.

Baca juga: Biografi Guru Amin, Ulama dan Pejuang dari Kalibata

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com