Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imran Khan, PM Pakistan yang Digulingkan Mosi Tidak Percaya

Kompas.com - 11/04/2022, 13:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Imran Khan adalah politikus yang menjabat sebagai Perdana Menteri Pakistan ke-22, dengan masa jabatan 2018-2022.

Sebelum berkarier dalam dunia politik, Imran Khan menggeluti bidang olahraga, yaitu kriket.

Imran Khan memulai karier kriket internasionalnya pada usia 18 tahun dan terus berlanjut hingga 1992.

Setelah dipercaya menjadi kapten dan berhasil membawa Pakistan memenangi Piala Dunia Kriket pada 1992, Imran Khan terjun ke dunia politik.

Pada 2018, Imran Khan menjadi Perdana Menteri Pakistan, tetapi harus menyerahkan posisinya sebelum masa jabatannya selesai.

Imran Khan digulingkan lewat mosi tidak percaya pada 10 April 2022. Ia pun menambah daftar panjang perdana menteri yang tidak menyelesaikan masa jabatan lima tahun penuh dalam 75 tahun sejarah Pakistan.

Baca juga: Mengapa Muhammad Iqbal Dijuluki Bapak Pakistan?

Awal kehidupan

Imran Khan lahir di Lahore, Pakistan, pada 5 Oktober 1952 dengan nama lengkap, Imran Ahmed Khan Niazi.

Ia merupakan putra satu-satunya dari lima bersaudara. Ayahnya, Ikramullah Khan Niazi, adalah seorang insinyur sipil, dan ibunya bernama Shaukat Khanum.

Sewaktu kecil, Imran Khan dikenal sebagai sosok pemalu. Ia bersekolah di Aitchison College dan Cathedral School di Lahore.

Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan di Inggris, tepatnya di Roya Grammar School Worcester, dan kemudian lanjut mendaftar di Keble College, Oxford, pada 1972.

Imran Khan, yang mengambil jurusan filsafat, politik dan ekonomi, lulus pada 1975.

Baca juga: Muhammad Ali Jinnah, Bapak Pendiri Pakistan

Karier kriket

Pada usia 16 tahun, ketika bersekolah di Roya Grammar School Worcester, Imran Khan mulai aktif dalam olahraga kriket.

Awal 1970-an, ia bermain untuk tim tuan rumah Lahore. Lalu, antara 1971-1976, ia bermain kriket county Inggris untuk Worcestershire.

Imran Khan memulai debut kriketnya dalam pertandingan One Day International pada 1974, melawan Inggris di Trent Bridge.

Imran Khan terus menekuni olahraga kriket hingga dipercaya menjadi kapten tim selama 10 tahun, atau pada 1982 hingga 1992.

Selama berkarier di dunia olahraga, ia disebut sebagai salah satu pemain kriket terbaik yang berhasil mencetak 3.807 run.

Bahkan, ia membawa negaranya memenangkan Piala Dunia Kriket 1992, yang merupakan kemenangan pertama dan satu-satunya Pakistan dalam kompetisi ini.

Baca juga: Arthur James Balfour, PM Inggris Penyebab Konflik Israel-Palestina

Karier politik

Di tengah karier kriketnya, Imran Khan beberapa kali mendapat tawaran posisi politik.

Pada 1987, Presiden Muhammad Zia-ul-Haq, menawarkannya posisi di Liga Muslim Pakistan, tetapi ditolak.

Ia juga diundang oleh Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, untuk bergabung bersama partai politiknya.

Pada 1993, Iman Khan diangkat sebagai Duta Pariwisata di pemerintahan sementara Moeen Qureshi selama tiga bulan.

Barulah pada 25 April 1996, ia mendirikan partai politiknya sendiri bernama Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI).

Imran Khan mencalonkan diri untuk kursi Majelis Nasional Pakistan pada pemilihan umum (pemilu) Pakistan 1997, sebagai kandidat PTI, tetapi gagal.

Pada 2002, ia kembali berpartisipasi dalam pemilu Pakistan yang berlangsung di 272 daerah, dan bersiap untuk membentuk koalisi jika partainya mendapat suara terbanyak, dan berhasil.

Baca juga: Kongres Nasional Afrika, Partai Penentang Politik Apartheid

Melayangkan protes

Pada 2 Oktober 2007, Imran Khan bersama 85 orang lainnya mengundurkan diri dari parlemen sebagai bentuk protes terhadap pemilihan presiden yang dijadwalkan pada 6 Oktober.

Akibat tindakan ini, ia ditangkap dan menjadi tahanan rumah antara 3-14 November 2007.

Imran Khan kembali menyuarakan protesnya pada 30 Oktober 2011. Kali ini, ia berbicara kepada lebih dari 100.000 pendukung di Lahore, menentang kebijakan pemerintah.

Aksinya berjalan dengan sukses. Pada 25 Desember 2011, ratusan ribu pendukung lainnya ikut melayangkan protes terhadap pemerintah Pakistan.

Sejak saat itu, Imran Khan dianggap sebagai ancaman oleh partai-partai politik di Pakistan.

Baca juga: Sayyid Ahmad Khan, Tokoh Reformis Pendidikan di India

Menjabat sebagai Perdana Menteri Pakistan

Pada 2018, Imran Khan ikut mencalonkan diri dalam pemilihan Perdana Menteri Pakistan dan memenangkan 110 dari 269 kursi di pemerintahan.

Di akhir perhitungan, pada 28 Juli 2918, Komisi Pemilihan Pakistan menyatakan bahwa PTI memenangkan 116 dari 270 kursi yang ada.

Imran Khan menjadi orang pertama dalam sejarah pemilihan umum Pakistan yang berhasil menang di semua lima daerah pemilihan.

Sebagai Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan membuat agenda yang mencakup reformasi besar-besaran di hampir semua bidang pemerintahan, termasuk pembentukan provinsi baru di Punjab Selatan.

Baca juga: Perbedaan Perdana Menteri dengan Presiden

Imran Khan digulingkan

Setelah hampir empat tahun menjabat sebagai Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan digulingkan dari jabatannya pada 10 April 2022.

Masa jabatan Imran Khan resmi berakhir setelah berhari-hari kondisi konstitusional kacau-balau, yang membuatnya harus mengundurkan diri atau diminta keluar dari jabatannya.

Berakhirnya karier Imran Khan berakar pada dualitas baru dalam politik Pakistan. Di dalam parlemen, PTI telah kehilangan dukungan dari sekutu koalisi.

Sementara dari luar parlemen, Imran Khan juga kehilangan dukungan dari militer Pakistan yang kuat.

Tidak hanya itu, selama PM Imran Khan bertugas, terjadi krisis ekonomi yang cukup besar, dengan inflasi dua digit yang mendominasi sebagian besar masa jabatannya.

Akibatnya, muncul berbagai gerakan yang menyatakan ketidakpuasan mereka terhadap kepemimpinan PM Imran Khan.

Pendukung partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) dari Perdana Menteri Pakistan Imran Khan yang digulingkan, mengibarkan bendera partai sebagai aksi protes menentang penggulingannya di Karachi, Minggu (10/4/2022). AFP/RIZWAN TABASSUM Pendukung partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) dari Perdana Menteri Pakistan Imran Khan yang digulingkan, mengibarkan bendera partai sebagai aksi protes menentang penggulingannya di Karachi, Minggu (10/4/2022).
Upaya penggulingan Imran Khan dilakukan dengan mosi tidak percaya. Mosi tidak percaya membutuhkan 172 suara dari 342 kursi di parlemen, dan sebanyak 174 suara mendukung mosi tersebut.

Alhasil, Imran Khan resmi digulingkan dari jabatannya sebagai Perdana Menteri Pakistan pada 10 April 2022.

Baca juga: Kaisar Meiji, Tokoh Utama Reformasi Jepang

Penggulingan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan pun diikuti dengan protes besar dari para pendukungnya.

Apabila menilik sejarahnya, penggulingan Perdana Menteri bukan hal baru di Pakistan.

Bahkan, dalam 75 tahun sejarah Pakistan, tidak ada perdana menteri yang menyelesaikan masa jabatan lima tahun penuh.

Penggulingan Perdana Menteri Pakistan dilakukan dengan cara dan alasan berbeda. Termasuk di antaranya tuduhan korupsi, kudeta militer langsung, pembunuhan, dan pengunduran diri paksa karena pertikaian dalam kelompok yang berkuasa.

 

Referensi:

  • Khan, Imran. Patrick Murphy. (1983). Imran: The Autobiography of Imran Khan. Amerika Serikat: Pelhalm Books.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com