Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertempuran Timor (1942-1943)

Kompas.com - 19/03/2022, 09:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pertempuran Timor adalah pertempuran yang berlangsung di Pulau Timor selama Perang Dunia II berlangsung, tepatnya pada 19 Februari 1942- 10 Februari 1943.

Kala itu, Pulau Timor masih terbagi menjadi dua kekuasaan, yaitu Timor Belanda (sekarang Timor Barat) dan Timor Portugis (sekarang Timor Leste).

Pertempuran Timor melibatkan Portugis, Australia, Belanda, Britania Raya dan Amerika Serikat yang melawan pasukan Jepang.

Meski pasukan Sekutu sempat mendapat bantuan yang dikirim dari Australia, mereka tetap tidak mampu menghalau invasi Jepang.

Baca juga: Sejarah Timor Leste

Latar belakang

Akhir 1941, Pulau Timor secara politik telah terbagi menjadi dua kepemilikan, yakni Portugis menguasai bagian timur dengan ibu kota di Dili, dan Belanda di barat dengan pusat pemerintahan di Kupang.

Di wilayah tersebut, Belanda menempatkan 500 pasukannya, sementara Portugis memiliki sekitar 150 orang tentara.

Kala itu, Belanda menjalin kerja sama dengan Australia lewat kesepakatan apabila Jepang memasuki Perang Dunia II.

Australia bersedia menyediakan pesawat dan pasukannya untuk memperkuat Timor Belanda, sementara Portugal memilih untuk tetap netral.

Oleh sebab itu, setelah Jepang mengebom Pearl Harbor, pasukan Australia yang disebut "Sparrow" segera berangkat ke Kupang dan mendarat pada 12 Desember 1941.

Pasukan Sparrow mulanya dikomandoi oleh Letanan Kolonel William Leggat, yang dikerahkan di sekitar Kupang dan lapangan udara di barat daya Pulau Timor.

Total pasukan yang dikirim Australia sekitar 1.400 orang. Sementara itu, pemerintah Portugal masih menolak untuk bekerja sama dengan Sekutu.

Baca juga: Arnaldo dos Reis Araújo, Gubernur Pertama Timor Timur

Portugal berencana mengirim 800 pasukannya sendiri untuk mempertahankan wilayah Timor Portugis dari invasi Jepang.

Sayangnya, penolakan untuk bekerja sama justru membuat Portugal lemah dan diambil alih oleh Sekutu.

Sebanyak 400 pasukan gabungan Belanda-Australia menduduki Timor Portugis pada 17 Desember 1941.

Menanggapi hal ini, Perdana Menteri Portugis, Salazar, melayangkan protes kepada Sekutu, tetapi tidak mengubah keadaan.

Setelah Sekutu melanggar kenetralannya, Jepang pun melancarkan serangan ke Timor Timur.

Baca juga: Timor Leste, Negara Bekas Bagian Indonesia

Kronologi

Pada malam hari antara 19 atau 20 Februari, sebanyak 1.500 tentara Kekaisaran Jepang yang dikomandoi oleh Kolonel Sadashichi Doi mendarat di Dili.

Awalnya, kapal-kapal Jepang yang datang dikira membawa bala bantuan untuk Portugis, tetapi rupanya dugaan itu keliru sehingga mengejutkan pihak Sekutu.

Pasukan Australia pun segera memberikan perlawanan, yang menewaskan sekitar 200 tentara Jepang sesaat pertempuran baru dimulai.

Masih di malam yang sama, pasukan Sekutu di Timor Belanda juga diserang lewat udara, yang menyebabkan pasukan kecil Australia, RAAF, harus ditarik mundur ke Australia.

Pengeboman tersebut disusul dengan pendaratan utama Grup Resimen ke-228 dari Jepang yang berjumlah sekitar 4.000 orang.

Karena kalah jumlah, Sekutu berusaha untuk menarik mundur pasukannya, tetapi ditahan oleh sebuah kompi Jepang.

Baca juga: Pertempuran Palembang 1942: Latar Belakang, Kronologi, dan Akhir

Tidak lama kemudian, diturunkan sekitar 300 pasukan terjun payung Jepang dari Pasukan Pendaratan Khusus Angkatan Laut Yokosuka ke-3 di timur Kupang.

Pasukan Sparrow bersama pasukan Leggat segera melancarkan serangan untuk menghancurkan pasukan terjun payung Jepang.

Namun, setelah pertempuran berjalan beberapa waktu, pasukan Leggat mulai kehabisan amunisi dan anyak dari anggotanya mengalami luka serius.

Oleh sebab itu, Leggat menerima undangan Jepang untuk menyerah di Usua dan akhir Februari 1942, Jepang telah menguasai sebagian besar Timor Belanda dan sekitar Dili.

Pada bulan-bulan berikutnya, Jepang masih terus menghadapi perlawanan sengit Australia.

Sampai akhir 1942, peluang Sekutu untuk kembali menguasai Timor sangatlah kecil, karena sudah ada 12.000 tentara Jepang di pulau itu.

Baca juga: Integrasi Timor Timur ke Indonesia masa Orde Baru

Akhir Pertempuran Timor

Pada malam antara tanggal 9 dan 10 Januari 1943, sebanyak 50 tentara Portugis dievakuasi menggunakan kapal perusak HMAS Arunta.

Pertempuran berlangsung hingga 10 Februari 1943, ketika tentara Australia yang tersisa dievakuasi, menjadikan mereka pasukan darat Sekutu terakhir yang meninggalkan Asia Tenggara setelah serangan Jepang antara 1941–1942.

Setelah itu, seluruh divisi Jepang disibukkan di Timor selama lebih dari enam bulan, guna mencegah penyebarannya ke wilayah lain.

Kala itu, banyak warga sipil Timor dan Portugis Eropa yang berperang dengan Sekutu atau memberi mereka makanan, tempat tinggal, dan bantuan lainnya.

Beberapa orang Timor juga melanjutkan perlawanan setelah penarikan pasukan Australia.

Baca juga: Pertempuran Ambon 1942: Latar Belakang, Kronologi, dan Dampak

Dampak Pertempuran Timor

Sekitar 40.000 hingga 70.000 warga sipil menjadi korban dalam Pertempuran Timor yang berlangsung selama satu tahun.

Bagi Sekutu, pertempuran ini mengakibatkan korban yang tidak proporsional, atau bahkan dibilang gagal dalam membendung kekuatan Jepang.

Meski Jepang kehilangan sekitar 1.500 pasukannya, mereka berhasil unggul dari pihak Sekutu.

Pada akhirnya, Jepang berkuasa atas Pulau Timor, sebelum akhirnya menyerah pada September 1945, pasca-pengeboman Hiroshima dan Nagasaki.

 

Referensi: 

  • Wheeler, Tony. (2004). East Timor. Australia: Lonely Planet Publications.
  • White, Ken. (2002). Criado: A Story of East Timor. Brial Hill: Indra Publishing.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com