Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Barli Sasmitawinata, Maestro Lukis Asal Bandung

Kompas.com - 28/02/2022, 12:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Barli Sasmitawinata adalah salah satu seniman lukis yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan seni rupa di Indonesia.

Selain dikenal sebagai sosok pelukis yang disegani, ia berkontribusi besar dalam pendidikan seni rupa di Indonesia, baik dalam lembaga formal maupun non-formal.

Barli memulai perjalanan seninya pada 1935 dengan belajar melukis di studio milik Jos Pluimentz di Bandung.

Dalam perjalanannya, ia pernah belajar hingga ke luar negeri dan mendirikan Kelompok Lima Bandung bersama beberapa seniman Indonesia.

Baca juga: Lekra: Latar Belakang, Tokoh, dan Perkembangannya

Awal karier

Barli Sasmitawinata lahir pada 18 Maret 1921 di Kota Bandung. Ia mengejar karier di dunia seni berkat dorongan kakak iparnya.

Pada awalnya, ia diminta untuk belajar seni lukis di studio milik Jos Pluimentz, seorang pelukis asal Belgia, yang menetap di Bandung.

Di bawah bimbingan Jos Pluimentz, Barli mempelajari berbagai macam teknik melukis, salah satunya adalah realis atau naturalis saat itu sedang naik daun di dunia seni lukis.

Barli merupakan satu-satunya orang pribumi yang belajar seni lukis dengan Pluimentz di Bandung.

Selain belajar dengan Pluimentz, ia juga sempat berguru kepada seniman asal Italia yang bernama Luigi Nobili.

Ketika berada di bawah bimbingan Luigi Nobili inilah, Barli bertemu dengan Affandi, yang saat itu menjadi model lukis Nobili.

Baca juga: Affandi, Maestro Seni Lukis Indonesia

Membentuk Kelompok Lima Bandung

Pertemuan Barli Sasmitawinata dengan Affandi di studio lukis milik Luigi Nobili membawanya berkenalan dengan beberapa seniman lainnya.

Selain Affandi, Barli juga berkenalan dengan Hendra Gunawan, Soedarso, dan Wahdi Sumanta.

Mereka kemudian membentuk kelompok seni yang dinamai Kelompok Lima Bandung, pada 1930-an.

Kelompok Lima Bandung dianggap sebagai salah satu kelompok seni yang berpengaruh besar terhadap perkembangan seni rupa di Indonesia.

Hal ini dibuktikan dengan munculnya seniman-seniman berbakat dari Kelompok Lima Bandung pada saat itu.

Kelompok Lima Bandung terkesan santai, tetapi sangat fokus ketika berurusan dengan seni lukis.

Baca juga: S Sudjojono, Bapak Seni Rupa Modern Indonesia

Bersama dengan Kelompok Lima Bandung, Barli, yang awalnya dikenal sebagai seorang ilustrator, tumbuh dan berkembang menjadi seorang seniman lukis yang sangat memerhatikan pendidikan seni rupa.

Belajar ke Eropa

Pada 1948, Barli Sasmitawinata bersama rekannya, Karnedi dan Sartono, mendirikan studio lukis Jiwa Mukti.

Dua tahun berselang, ia mendapatkan beasiswa dan berkesempatan untuk belajar di Academie Grande de la Chaumiere, Paris, Perancis.

Selepas menamatkan pendidikannya di Perancis pada 1956, Barli meneruskan studinya di Rijksacademie voor Beeldende Kunsten, Amsterdam, Belanda.

Selama belajar di Perancis dan Belanda, Barli juga sempat bekerja sebagai ilustrator untuk beberapa majalah.

Di sana, ia mendapatkan pengetahuan di bidang seni lukis realistik. Ilmu ini seperti prinsip melukis anatomi secara intensif, yang menjadi pelajaran penting bagi pelukis Eropa.

Baca juga: Suromo Darpo Sawego, Tokoh Seni Cukil Indonesia

Menjadi pengajar

Setelah menamatkan pendidikannya di Eropa, Barli Sasmitawinata kembali ke Bandung pada 1958 dan langsung mendirikan sanggar lukis Rangga Gempol.

Sanggar seni ini masih bertahan hingga sekarang, tetapi berubah nama menjadi Bale Seni Barli di Padalarang.

Sebagai seorang seniman lukis yang sangat menjunjung tinggi pendidikan seni rupa, Barli kemudian menjadi dosen di Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Tekologi Bandung (ITB).

Barli juga berperan dalam berdirinya program studi pendidikan seni rupa di IKIP Bandung, yang sekarang berubah menjadi Universitas Pendidikan Indonesia.

Beberapa muridnya yang terkenal adalah But Mochtar, Srihadi Sudarsono, AD Pirous, Abas Alibasyah, Suparto, Popo Iskandar, Anton Huang, Roedyat, Rudi Pranadjaya, dan sederet nama lain.

Baca juga: Technische Hoogeschool te Bandoeng, Sekolah Teknik Zaman Belanda,

Wafat

Pada 1992 Museum Barli Bandung didirikan, yang memamerkan banyak karya Barli Sasmitawinata.

Selain itu, banyak karyanya yang pernah dipamerkan di luar negeri. Ia juga pernah menerima penghargaan Satyalancana Kebudayaan dari presiden pada tahun 2000.

Pada 2004, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata mengadakan pameran di Galeri Nasional yang ditujuan sebagai bentuk penghargaan kepada Barli Sasmitawinata.

Selain itu bentuk penghargaan lain pernah ditunjukkan oleh PT POS Indonesia dengan menerbitkan perangko bergambar Barli.

Setelah lama berkecimpung di dunia seni lukis, Barli Sasmitawinata meninggal pada 8 Februari 2007 di Bandung.

 

Referensi:

  • Setya R, W. (2020). Aliran Seni Lukis Indonesia. Semarang: ALPRIN.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com