Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lekra: Latar Belakang, Tokoh, dan Perkembangannya

Kompas.com - 29/10/2021, 14:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.comLembaga Kebudayaan Rakyat atau Lekra adalah organisasi kebudayaan yang didirikan atas inisiatif DN Aidit, Nyoto, MS Ashar, dan AS Dharta tanggal 17 Agustus 1950.

Lewat Lekra, organisasi ini ingin mengajak para seniman mewujudkan Republik Indonesia yang demokratis.

Beberapa tokoh yang terkenal dalam anggota Lekra adalah Pramoedya Ananta Toer, Rivai Apin, Affandi, dan lain-lain.

Baca juga: Pentingnya Kehidupan Demokratis di Indonesia

Latar Belakang

Lembaga Kebudayaan Rakyat atau Lekra dibentuk oleh DN Aidit, MS Ashar, AS Dharta, dan Nyoto pada 17 Agustus 1950.

Organisasi kebudayaan ini memperbolehkan semua seniman, sastrawan, dan pekerja-pekerja kebudayaan, seperti buruh dan tani untuk bergabung bersama.

Pokok dasar terbentuknya Lekra ini adalah untuk memerdekakan rakyat. Artinya, seluruh rakyat harus terpenuhi haknya, baik hak pendidikan, kebebasan berekspresi, dan sebagainya.

Setelah Lekra dibentuk, mereka merilis mukadimah tahun 1956 yang berisi visi dan misi Lekra, yaitu merangkul seniman agar bergabung dan mewujudkan Republik Indonesia yang demokratis.

Baca juga: PKI dan Perjuangan Pergerakan Nasional

Konferensi Pertama Lekra 1959

Tahun 1959, Lekra mengadakan konferensi nasional pertamanya di Surakarta yang turut dihadiri oleh Presiden Soekarno.

Dari konferensi tersebut dihasilkan pengesahan Mukadimah Lekra yang mencantumkan peraturan dasarnya sebagai salah satu lembaga kebudayaan.

Pada kongres ini, Lekra berusaha untuk membentuk langkah-langkah serta visi berkesenian dan berkebudayaan, yaitu seni untuk rakyat dan politik adalah panglima.

Maksud dari seni untuk rakyat adalah seni bukan hanya dinikmati oleh segelintir orang saja, melainkan juga setiap insan.

Sedangkan politik adalah panglima berarti setiap karya seni seharusnya menyampaikan aspirasi rakyat, karena, kehidupan rakyat termasuk seni, tidak lepas dari kehidupan politik.

Baca juga: Ragam Karya Seni Rupa setiap Daerah di Indonesia

Perkembangan

Setelah itu, Lekra melebarkan sayapnya ke masyarakat luas.

Lekra terbuka untuk para buruh dan tani. Seperti SOBSI dan BTI juga diberi tempat untuk menyampaikan aspirasi dan apresiasinya terhadap kebudayaan.

Kemudian, Lekra juga menerapkan Gerakan 1-5-1 yang merupakan basis dari lima kombinasi kerja, yaitu:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com