Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerajaan Silla: Sejarah, Raja-raja, Keruntuhan, dan Peninggalan

Kompas.com - 27/02/2022, 13:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kerajaan Silla merupakan salah satu pemerintahan dari periode Tiga Kerajaan Korea, yang muncul pada sekitar 57 SM.

Silla bermula dari sebuah kerajaan kecil di wilayah Konfederasi Samhan, Korea.

Dalam perkembangannya, Silla menjadi kerajaan kuat, bahkan mampu menaklukkan Dinasti Goguryeo (37 SM-667 M) dan Baekje (17 SM-668 M) pada abad ke-7.

Setelah Goguryeo dan Baekje takluk, dikenal sebagai periode Silla Bersatu (668-935).

Baca juga: Daftar Dinasti yang Pernah Berkuasa di Korea

Sejarah berdirinya

Silla bermula sebagai Saro-guk, negara bagian dari konfederasi Jinhan yang terdiri 12 anggota. Di Saro-guk, terdapat dari enam klan.

Menurut catatan sejarah Korea Kuno dari periode Tiga Kerajaan, Kerajaan Silla didirikan oleh Bak Hyeokgeose pada 57 SM di Seora-beol, Kota Gyeongju sekarang.

Konon, beberapa penduduk Silla adalah keturunan dari masyarakat Dinasti Qin di China, yang melarikan diri ke wilayah Korea karena adanya kebijakan kerja paksa.

Sedangkan mayoritas masyarakat Silla adalah keturunan orang-orang dari Dinasti Gojoseon yang pernah berkuasa di Korea antara 700 SM-108 SM.

Sepanjang berdirinya, Silla dikuasai oleh tiga klan yang saling berebut kuasa, yakni klan Bak/Park, Seok, dan Kim.

Baca juga: Asal-usul Marga Kim di Korea

Raja-raja Kerajaan Silla

  • Bak Hyeokgeose Geoseogan (57 SM–4 M)
  • Namhae Chachaung (4 SM-24 M)
  • Yuri Yisageum (24-57)
  • Talhae Isageum (57-80)
  • Pasa Isageum (80–112)
  • Jima Isageum (112–134)
  • Ilseong Isageum (134–154)
  • Adalla Isageum (154–184)
  • Beolhyu Isageum (184-196)
  • Naehae Isageum (196–230)
  • Jobun Isageum (230–247)
  • Cheomhae Isageum (247–261)
  • Michu Isageum (262–284)
  • Yurye Isageum (284–298)
  • Girim Isageum (298–310)
  • Heulhae Isageum (310–356)
  • Naemul Maripgan (356–402)
  • Silseong Maripgan (402–417)
  • Nulji Maripgan (417–458)
  • Jabi Maripgan (458–479)
  • Soji Maripgan (479–500)
  • Raja Jijeung (500–514)
  • Raja Beopheung Besar(514–540)
  • Raja Jinheung Besar (540–576)
  • Raja Jinji (576–579)
  • Raja Jinpyeong (579–632)
  • Ratu Seondeok (632–647)
  • Ratu Jindeok (647–654)
  • Raja Muyeol Besar (654–661)
  • Raja Munmu (661–681)
  • Raja Sinmun (681–691)
  • Raja Hyoso (692–702)
  • Raja Seongdeok (702–737)
  • Raja Hyoseong (737–742)
  • Raja Gyeongdeok (742–765)
  • Raja Hyegong (765–780)
  • Raja Seondeok (780–785)
  • Raja Wonseong (785–798)
  • Raja Soseong (798–800)
  • Raja Aejang (800–809)
  • Raja Heondeok (809-826)
  • Raja Heungdeok (826–836)
  • Raja Huigang (836–838)
  • Raja Minae (838–839)
  • Raja Sinmu (839)
  • Raja Munseong (839–857)
  • Raja Heonan (857–861)
  • Raja Gyeongmun (861–875)
  • Raja Heongang (875–886)
  • Raja Jeonggang (886–887)
  • Ratu Jinseong (887–897)
  • Raja Hyogong (897–912)
  • Raja Sindeok (913–917)
  • Raja Gyeongmyeong (917–924)
  • Raja Gyeongae (924–927)
  • Raja Gyeongsun (927–935)

 

Baca juga: Dinasti Joseon: Sejarah, Kehidupan, Raja-raja, dan Penemuan

Menjadi kerajaan besar

Mulai abad ke-2, Silla menjelma sebagai kerajaan kuat di tenggara Semenanjung Korea.

Pada masa raja ke-17, yaitu Raja Naemul (356-402), Kerajaan Silla melakukan hubungan politik dengan Baekje.

Ketika Raja Beopheung (514-540) berkuasa, Buddha ditetapkan sebagai agama resmi kerajaan.

Tidak hanya itu, pada sekitar 530-an, Konfederasi Gaya dan beberapa negara kecil di Semenanjung Korea berhasil ditaklukkan oleh Silla.

Selepas Raja Bopheung turun takhta, penggantinya, Raja Jinheung (540-570) fokus mengembangkan armada militer kerajaan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com