KOMPAS.com - Kerajaan Silla merupakan salah satu pemerintahan dari periode Tiga Kerajaan Korea, yang muncul pada sekitar 57 SM.
Silla bermula dari sebuah kerajaan kecil di wilayah Konfederasi Samhan, Korea.
Dalam perkembangannya, Silla menjadi kerajaan kuat, bahkan mampu menaklukkan Dinasti Goguryeo (37 SM-667 M) dan Baekje (17 SM-668 M) pada abad ke-7.
Setelah Goguryeo dan Baekje takluk, dikenal sebagai periode Silla Bersatu (668-935).
Baca juga: Daftar Dinasti yang Pernah Berkuasa di Korea
Silla bermula sebagai Saro-guk, negara bagian dari konfederasi Jinhan yang terdiri 12 anggota. Di Saro-guk, terdapat dari enam klan.
Menurut catatan sejarah Korea Kuno dari periode Tiga Kerajaan, Kerajaan Silla didirikan oleh Bak Hyeokgeose pada 57 SM di Seora-beol, Kota Gyeongju sekarang.
Konon, beberapa penduduk Silla adalah keturunan dari masyarakat Dinasti Qin di China, yang melarikan diri ke wilayah Korea karena adanya kebijakan kerja paksa.
Sedangkan mayoritas masyarakat Silla adalah keturunan orang-orang dari Dinasti Gojoseon yang pernah berkuasa di Korea antara 700 SM-108 SM.
Sepanjang berdirinya, Silla dikuasai oleh tiga klan yang saling berebut kuasa, yakni klan Bak/Park, Seok, dan Kim.
Baca juga: Asal-usul Marga Kim di Korea
Baca juga: Dinasti Joseon: Sejarah, Kehidupan, Raja-raja, dan Penemuan
Mulai abad ke-2, Silla menjelma sebagai kerajaan kuat di tenggara Semenanjung Korea.
Pada masa raja ke-17, yaitu Raja Naemul (356-402), Kerajaan Silla melakukan hubungan politik dengan Baekje.
Ketika Raja Beopheung (514-540) berkuasa, Buddha ditetapkan sebagai agama resmi kerajaan.
Tidak hanya itu, pada sekitar 530-an, Konfederasi Gaya dan beberapa negara kecil di Semenanjung Korea berhasil ditaklukkan oleh Silla.
Selepas Raja Bopheung turun takhta, penggantinya, Raja Jinheung (540-570) fokus mengembangkan armada militer kerajaan.