Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beatrix, Ratu Belanda Ketiga

Kompas.com - 21/02/2022, 12:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Bahkan penolakan dan protes dari rakyat Belanda terus dilangsungkan hingga hari pernikahan Putri Beatrix dengan Clous von Amsberg.

Baca juga: Hasil Konferensi Meja Bundar yang Tidak Dapat Direalisasikan Belanda

Menjadi Ratu Belanda

Beatrix diangkat menjadi Ratu Belanda setelah ibunya, Ratu Juliana turun takhta. Ia dilantik di Nieuwe Kerk, Armsterdam, pada 30 April 1980.

Setelah resmi menjadi ratu dan pemimpin Kerajaan Belanda, Ratu Beatrix memiliki berbagai tugas kenegaraan, seperti:

  • Mengesahkan rancangan undang-undang
  • Mengangkat pejabat
  • Menerima kunjungan negara asing
  • Memberikan penghargaan

Untuk melindungi perjalanan politiknya, Ratu Beatrix membuat kebijakan untuk melarang media mengutip perkataannya.

Baca juga: Reaksi Dunia terhadap Agresi Militer Belanda

Ratu Beatrix memiliki peran yang cukup penting dalam proses penentuan kabinet pemerintahan Kerajaan Belanda.

Ia selalu menunjuk orang yang dianggapnya kompeten untuk melaksanakan pemerintahannya supaya bisa stabil dan makmur.

Setelah tiga dekade lebih memimpin Kerajaan Belanda, Ratu Beatrix mengumumkan rencananya untuk turun takhta pada 28 Januari 2013.

Ratu Beatrix secara resmi turun takhta pada 30 April 2013, tepat 33 tahun ia berkuasa sebagai ratu.

Takhta Kerajaan Belanda kemudian jatuh ke tangan putra Ratu Beatrix, Willem Alexander, yang naik takhta pada 30 April 2013.

Baca juga: Jenderal Simon Spoor, Pemimpin Agresi Militer Belanda

Mengakui Kemerdekaan Indonesia

Selama menjadi pemimpin Kerajaan Belanda, Ratu Beatrix, pernah melakukan kunjungan bersejarah ke Indonesia, yakni pada 21 Agustus 1995.

Dalam pidatonya di Istana Negara, Ratu Beatrix mengucapkan bahwa Indonesia baru saja merayakan kemerdekaannya yang ke-50 dan 17 Agustus merupakan hari nasional bagi bangsa Indonesia.

Untuk pertama kalinya, Kerajaan Belanda menyebut Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, bukan pada 27 Desember 1949, meskipun tidak dideklarasikan secara resmi.

Secara resmi, Kerajaan Belanda baru mengakui kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 pada 16 Agustus 2005.

Pengakuan itu tidak disampaikan sendiri oleh Ratu Beatrix, tetapi oleh Menteri Luar Negeri Belanda, Bernard Rudolf Bot, di Gedung Departemen Luar Negeri di Jakarta.

 

Referensi:

  • Anwar, Rosihan. (1997). Sejarah Hubungan Belanda- Indonesia, 1945-1950. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com