Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Marawi: Latar Belakang, Kronologi, dan Akhir

Kompas.com - 15/02/2022, 11:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Isnilon tidak hanya dilindungi oleh anggotanya, tetapi juga pasukan Maute, yang diduga menjadi dalang pengeboman Kota Davao di Mindanao pada 2016.

Bahkan dalam baku tembak tersebut, kelompok Abu Sayyaf membakar bangunan-bangunan di Marawi, termasuk gereja Katolik.

Baca juga: Pertempuran Solferino, Pendorong Lahirnya Palang Merah Internasional

Kronologi

Pada 23 Mei 2017, terjadi konflik bersenjata di Marawi, di mana pasukan Abu Sayaf berhasil menguasai rumah sakit, Universitas Negeri Mindanao, dan balai kota.

Selain itu, Abu Sayyaf juga menyandera warga sipil dan dijadikan sebagai tameng hidup di depan rumah sakit.

Konflik ini memaksa pasukan pemerintah mengevakuasi ribuan warga Marawi. Pada 24 Mei, pasukan bantuan tiba, sehingga pemerintah berhasil merebut rumah sakit, balai kota, dan Unniversitas Negeri Mindanao.

Keesokan harinya, pertempuran antara pasukan pemerintah dan kelompok Abu Sayyaf kembali terjadi di pusat Kota Marawi.

Kota Marawi, yang masih dipenuhi oleh kelompok Abu Sayyaf, kemudian dibombardir oleh Angkatan Udara Filipina.

Baca juga: Legiun Mangkunegaran, Bala Tentara Jawa yang Sekuat Militer Eropa

Dalam serangan udara tersebut, dilaporkan bahwa pemimpin Isnilon Hapilon tewas. Kendati demikian, serangan masih berlanjut hingga bulan Juli.

Terlebih lagi, diketahui bahwa laporan terkait tewasnya Isnilon Hapolin tidak valid, dibuktikan dengan pernyataan Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana, pada 3 Juli.

Delfin Lorenzana menyatakan bahwa Isnilon Hapilon diyakini masih bersembunyi di suatu tempat di Marawi.

Selama pertempuran dari Mei hingga Juli, Jubir Kepresidenan Filipina, Ernesto Abella, menginformasukan bahwa Abu Sayyaf telah menjarah harta sekitar 500 juta Peso.

Ernesto Abella juga menginformasikan bahwa Sekolah Tinggi Danasalan, yang sebelumnya dikuasai dan digunakan sebagai pusat pelatihan militer Abu Sayyaf, berhasil dikuasai oleh pemerintah.

Baca juga: Serangan Teroris Mumbai 2008

Akhir perang

Pada 22 Oktober 2017, pemerintah Filipina menyatakan bahwa operasi militernya di Kota Marawi yang dikuasai oleh kelompok Abu Sayyaf telah berakhir.

Isnilon Hapilon dan Omar Maute dikabarkan tewas pada 16 Oktober ketika Pemerintah Filipina melakukan operasi untuk membebaskan sandera.

Operasi yang berjalan selama lima bulan tersebut berakhir setelah pasukan pemerintah membunuh semua anggota Abu Sayyaf yang berada di sejumlah gedung di Kota Marawi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com