Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Vietnam: Latar Belakang, Keterlibatan AS, Akhir, dan Dampak

Kompas.com - 11/01/2022, 08:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Sumber History

KOMPAS.com - Perang Vietnam atau Perang Indochina II terjadi antara 1955-1975. Kubu utama yang terlibat dalam pertempuran ini adalah Vietnam Selatan dan Vietnam Utara.

Di saat yang sama, pertempuran ini juga bagian dari Perang Dingin, yang melibatkan dua kubu ideologi besar, yakni Komunis dan SEATO.

Pasalnya, baik Vietnam Selatan ataupun Vietnam Utara mempunyai negara pendukung masing-masing.

Vietnam Selatan didukung oleh Amerika Serikat, Korea Selatan, Thailand, Australia, Selandia Baru dan Filipina.

Sedangkan negara yang menjadi kubu Vietnam Utara dalam Perang Vietnam adalah Uni Soviet, Tiongkok, Korea Utara, Mongolia, dan Kuba, yang berideologi Komunis.

Pertempuran yang berlangsung selama dua dekade ini diperkirakan menimbulkan total lebih dari tiga juta korban.

Baca juga: Perang Indochina I, II, dan III

Latar belakang

Sejak pertengahan abad ke-19, Vietnam telah menjadi daerah jajahan Perancis. Pada 1941, Ho Chi Minh, yang merupakan seorang negarawan Vietnam dan tokoh revolusi yang terinspirasi dari semangat komunisme China dan Uni Soviet, membentuk Viet Minh.

Viet Minh adalah sebuah liga yang terdiri dari para nasionalis dan kelompok komunis yang mendukung kemerdekaan Vietnam. Perlawanan Viet Minh pun berhasil mengusir Perancis pada Agustus 1945.

Melihat kekosongan kekuasaan, pada 2 September 1945, Ho Chi Minh mendeklarasikan kemerdekaan Republik Demokrasi Vietnam (RDV), di mana ia menjabat sebagai presiden pertama.

Namun, karena Perancis kembali datang ke Vietnam pada tahun berikutnya, akhirnya meletus Perang Indochina Pertama atau Perang Perancis-Vietnam pada 19 Desember 1946.

Perang Perancis-Vietnam diakhiri dengan Perjanjian Jenewa pada 21 Juli 1954, yang salah satunya menyatakan untuk membagi Vietnam menjadi dua, yaitu Vietnam Utara dan Vietnam Selatan.

Baca juga: Latar Belakang Pecahnya Vietnam

Vietnam Utara dikuasai Ho Chi Minh dengan ibu kota di Hanoi, sementara Vietnam Selatan dikuasai Kaisar Bao Dai dan PM Ngo Dinh Diem dengan ibu kota di Saigon.

Setelah terpecah, Ngo Dinh Diem mengalahkan Bao Dai dalam suatu referendum dan memproklamasikan Republik Vietnam pada Oktober 1955, serta mengangkat dirinya sebagai presiden.

Sementara di Vietnam Utara, Pemerintah RDV mengumumkan konstitusi yang berkarakter komunis.

Sebenarnya, Ho Chi Minh dan Ngo Dinh Diem sama-sama ingin menyatukan Vietnam, tetapi keduanya terhalang ideologi yang mereka yakini.

Ho Chi Minh ingin menjadikan Vietnam negara komunis, sedangkan Ngo Dinh Diem ingin membangun negara ala Barat.

Hal inilah yang kemudian memicu terjadinya Perang Vietnam atau Perang Indochina II antara Vietnam Selatan dan Utara.

Baca juga: Keterlibatan Amerika Serikat dalam Perang Vietnam

Keterlibatan Amerika Serikat

Keterlibatan Amerika Serikat dalam Perang Vietnam dimulai pada 1955, ketika Presiden Dwight D. Eisenhower menjanjikan dukungan kepada Vietnam Selatan, demi memerangi sekutu Uni Soviet.

Hal ini dilakukan karena AS sangat takut dengan efek domino, di mana apabila Vietnam menjadi negara komunis, maka negara-negara di Asia Tenggara dikhawatirkan akan mengikutinya.

Dengan pelatihan serta peralatan dari militer AS dan CIA, pasukan keamanan Ngo Dinh Diem segera menindak para simpatisan Viet Minh di selatan, yang disebut sebagai Viet Cong (komunis Vietnam).

Dalam operasinya, pasukan Vietnam Selatan menangkap sekitar 100.000 orang, banyak di antaranya disiksa dan dieksekusi secara brutal.

Mulai 1957, Viet Cong dan penentang rezim Ngo Dinh Diem mulai melawan balik. Pada Desember 1960, mereka kemudian membentuk Front Pembebasan Nasional (FPN).

Meski sebagian besar anggota FPN bukan komunis, tetapi AS tetap menganggapnya sebagai boneka Vietnam Utara.

Baca juga: Apakah Vietnam Masih Negara Komunis?

Kekuatan AS di Vietnam Selatan

Tentara Amerika Serikat dalam Perang Vietnam.Corbis/Bettmann Tentara Amerika Serikat dalam Perang Vietnam.

Pada 1961, tim yang diterjunkan Presiden John F. Kennedy menyarankan agar AS meningkatkan bantuan militer serta ekonomi untuk membantu Ngo Dinh Diem dalam menghadapi ancaman Viet Cong.

Pada 1962, pasukan AS yang berada di Vietnam Selatan telah mencapai 9.000 tentara. Tahun-tahun setelahnya, situasi terus memanas dan presiden pengganti John F. Kennedy juga melakukan hal yang sama.

Pada November 1967, pasukan AS yang diterjunkan ke Vietnam Selatan telah berjumlah 500.000 tentara lebih, di mana 15.000 di antaranya tewas dan 100.000 lainnya mengalami luka-luka.

Korea Selatan, Thailand, Australia, dan Selandia Baru juga mengerahkan pasukan untuk berperang di Vietnam Selatan, meski dalam skala yang jauh lebih kecil dari AS.

Di sisi lain, Vietnam Utara memperkuat pertahanan udaranya dengan dukungan dari China dan Uni Soviet.

Baca juga: Keterlibatan Amerika Serikat dalam PRRI

Demonstrasi yang menuntut agar Amerika Serikat menarik pasukannya dari Perang Vietnam.Corbis/Ted Streshinsky Demonstrasi yang menuntut agar Amerika Serikat menarik pasukannya dari Perang Vietnam.

Kecaman internasional terhadap AS

Seiring berjalannya waktu, banyak pasukan AS yang meragukan pemerintah negaranya sendiri.

Bahkan, keterlibatan Amerika Serikat dalam Perang Vietnam ditentang oleh rakyat Amerika karena telah menimbulkan kerusakan fisik dan psikologis terhadap tentaranya sendiri.

Antara 1966 hingga 1973, gerakan anti-perang dan protes besar baik di Vietnam ataupun di AS bermunculan.

Para demonstran yang melakukan aksi di luar gedung Pentagon menyuarakan bahwa warga sipil telah menjadi korban utama dan AS hanya mendukung kediktatoran di Saigon.

Mereka menuntut agar tentara AS segera ditarik dari Vietnam. Alhasil, pada 1968, usulan AS untuk berunding disambut baik oleh Vietnam Utara, dan kedua kubu melakukan perundingan di Paris.

Akan tetapi, perundingan itu menemui jalan buntu. Setelah Presiden Richard Nixon mulai menjabat pada 1969, AS kembali melakukan manuver yang semakin memperparah kekejaman Perang Vietnam.

Hal itulah yang kemudian menimbulkan kecaman internasional terhadap AS karena suasana Perang Vietnam sudah tidak terkendali lagi.

Baca juga: Pengungsi Vietnam 1975

Akhir dari Perang Vietnam

Selama bertahun-tahun menghadapi perang, Vietnam Utara sebenarnya sadar bahwa kemungkinan mereka untuk mengungguli Selatan, yang didukung tentara dan peralatan militer serba canggih AS, sangat kecil.

Meski telah mendapat bantuan dari China dan Uni Soviet, perlawanan mereka pun selalu dapat dipatahkan oleh AS dengan mudah.

Kendati demikian, situasi berubah pada Januari 1973, ketika Amerika Serikat dan Vietnam Utara akhirnya menandatangani perjanjian perdamaian.

Perjanjian itu secara resmi mengakhiri permusuhan terbuka antara kedua negara, dan AS segera menarik pasukannya karena demonstrasi anti-perang semakin intens dilakukan di negaranya sendiri.

Namun, setelah kekalahan Amerika di Perang Vietnam, pertempuran antara Vietnam Utara dan Selatan masih berlanjut hingga 30 April 1975.

Hari itu, pasukan RDV merebut Saigon kemudian menamainya Kota Ho Chi Minh. Setelah Vietnam Selatan menyerah, Perang Vietnam bisa berakhir.

Dengan begitu, Vietnam Utara menjadi pemenang Perang Vietnam.

Baca juga: Penyebab Kekalahan Amerika di Perang Vietnam

Dampak Perang Vietnam

Perang Vietnam berlangsung dari 1 November 1955 hingga 30 April 1975. Selama dua dekade, perang ini diperkirakan menewaskan lebih dari tiga juta orang, termasuk lebih dari 58.000 orang Amerika dan lebih dari dua juta korbannya adalah warga sipil Vietnam.

Sedangkan tiga juta korban lainnya mengalami luka dan 12 juta penduduk Vietnam terpaksa mengungsi.

Tidak hanya itu, peperangan telah menghancurkan infrastruktur dan ekonomi Vietnam.

Setelah pasukan komunis memenangi perang pada 1975, Vietnam Selatan dan Utara resmi disatukan sebagai Republik Sosialis Vietnam pada tahun berikutnya.

Para pasukan yang berdoa di tengah Perang Vietnam.Scorbis Para pasukan yang berdoa di tengah Perang Vietnam.

Kendati demikian, kekerasan sporadis masih berlangsung selama 15 tahun berikutnya.

Perang Vietnam juga berimbas pada Amerika Serikat, yang menghabiskan lebih dari 120 miliar dollar untuk berperang.

Pengeluaran besar-besaran itu menimbulkan inflasi, yang diperburuk dengan krisis minyak di seluruh dunia.

 

Referensi: 

  • Westheider, James E. (2007). American Soldiers' Lives: The Vietnam War. Greenwood Press.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com