KOMPAS.com - Perjanjian Jenewa pada 1954 membagi Vietnam menjadi dua, yakni Republik Vietnam (Vietnam Selatan) dan Republik Demokratik Vietnam (Vietnam Utara).
Menurut Amerika Serikat, hasil konferensi tersebut lebih menguntungkan pihak Komunis Vietnam Utara, karena sewaktu-waktu mereka dapat menyerang ke Selatan.
Oleh karena itu, Presiden Eisenhower mengatakan bahwa bantuan AS kepada Vietnam Selatan merupakan suatu keharusan, yang didasari pada SEATO, yang bertujuan untuk membendung Komunisme.
Peranan AS di Vietnam Selatan semakin besar setelah Perancis angkat kaki dari wilayah tersebut.
Sejak kemenangan Vietnam Utara atas Perancis itu, bantuan AS mengalir deras ke Vietnam Selatan.
Langkah pertama yang dilakukan AS adalah dengan membentuk Military Advisory Group atau Kelompok Penasihat Militer di Saigon pada 1655, yang bertugas melatih perwira-perwira Vietnam Selatan dalam menghadapi gerilya Komunis Vietnam Utara.
Awalnya, kelompok ini terdiri dari 325 personel instruktur militer. Jumlahnya kemudian meningkat menjadi 685 personel pada 1960.
Dengan meningkatnya kegiatan gerilya Komunis di Vietnam Selatan, Presiden Kennedy pun mengirimkan ratusan ahli perang gerilya.
Pada 1962, AS mengadakan reorganisasi dalam bantuan militernya kepada Vietnam Selatan dengan membentuk badan baru bernama Military Assistance Command atau Komando Bantuan Militer.
Anggota kelompok ini berjumlah 20.000 personel, yang langsung di bawah pimpinan Jenderal Paul Harkins.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.