Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan Udara Pertama TNI AU ke Markas Belanda

Kompas.com - 17/12/2021, 09:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dalam sejarah Indonesia, 29 Juli 1947 merupakan hari yang sangat monumental.

Bahkan tanggal 29 Juli ditetapkan sebagai Hari Bhakti Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU).

Penetapan itu dilakukan sebagai peringatan atas operasi udara pertama TNI AU terhadap kedudukan Belanda dalam Perang Revolusi Kemerdekaan.

Operasi tersebut adalah serangan balasan dari Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) terhadap Belanda, yang melancarkan Agresi Militer I pada 21 Juli 1947.

Pada 29 Juli 1947 pagi hari, dua pesawat Cureng (pesawat latih bersayap ganda) dan satu Guntei (pesawat pengebom ringan) warisan Jepang, dikerahkan untuk menyerang markas Belanda di Semarang, Salatiga, dan Ambarawa.

Adapun yang menerbangkan pesawat Guntei adalah Kadet Mulyono. Sedangkan dua pesawat Cureng masing-masing diterbangkan oleh Kadet Sutarjo Sigit dan Kadet Suharnoko Harbani.

Baca juga: Kronologi Agresi Militer Belanda I

Penyebab penyerangan

Perjanjian Linggarjati yang ditandatangai pada 15 Oktober 1946 dianggap sangat merugikan pemerintah RI.

Hanya satu isi perjanjian yang menguntungkan Indonesia, yaitu diakuinya Indonesia atas Sumatera dan Jawa.

Akan tetapi, Belanda masih memiliki pasukan dalam jumlah besar di Jawa dan berusaha merongrong kedaulatan Indonesia.

Pada 21 Juli 1947, Belanda melakukan Agresi Militer I dan berhasil menguasi hampir seluruh pos penting di Jawa, Sumatera, hingga Madura.

Belanda juga melakukan aksi militernya dengan menghancurkan seluruh pangkalan udara Indonesia dari Sumatera hingga Jawa.

Baca juga: Alasan Belanda Melancarkan Agresi Militer I di Indonesia

Aksi membabi buta itu hanya menyisakan Lapangan Udara Maguwo di Yogyakarta, yang selamat karena kabut di pagi hari.

Hal itulah yang melatarbelakangi serangan udara pertama TNI AU ke markas Belanda yang ada di tiga kota, yakni Semarang, Salatiga, dan Ambarawa.

Para kadet penerbang dan penembak pada operasi pemboman pertama Angkatan Udara RI pada 29 Juli 1947.TNI Angkatan Udara Para kadet penerbang dan penembak pada operasi pemboman pertama Angkatan Udara RI pada 29 Juli 1947.

Kadet yang terlibat

Dua tahun sebelum terjadinya Agresi Militer I oleh Belanda, yakni pada 15 November 1945, didirikan Sekolah Penerbangan pertama di Indonesia oleh Agustinus Adisutjipto di Lapangan Udara Maguwo (sekarang menjadi Lanud Adisutjipto Yogyakarta).

Pembentukan Sekolah Penerbangan ini sekaligus sebagai awal mula AURI dan sarana pemanfaatan pesawat peninggalan Jepang yang kondisinya rusak parah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com