Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan Udara Pertama TNI AU ke Markas Belanda

Kompas.com - 17/12/2021, 09:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Dengan semangat tinggi dan jiwa juang yang luar biasa, berbagai pesawat peninggalan Jepang diperbaiki hingga mampu terbang kembali.

Baca juga: Kronologi Agresi Militer Belanda II

Adapun dalam Sekolah Penerbangan itu, selain dididik dan dilatih menerbangkan pesawat, siswanya juga diberi pelatihan teknisi, sehingga mampu memperbaiki pesawat yang rusak.

Setelah mengetahui bahwa Belanda menguasai sebagian besar wilayah RI dan menghancurkan pangkalan udara, para kadet penerbang Angkatan Udara tidak mau tinggal diam.

Mereka bertekad untuk melakukan aksi balas dendam dengan melancarkan serangan udara ke daerah pendudukan Belanda.

Meski sempat ditolak oleh beberapa perwira AURI, rencana itu akhirnya direstui oleh KSAU Komodor Suryadarma dan Wakil KSAU, Komodor Muda Udara Halim Perdanakusuma.

Serangan udara pertama AURI dilakukan oleh tiga kadet sekolah penerbangan, mereka adalah Kadet Suharnoko Harbani, Kadet Sutardji Sigit, dan Kadet Mulyono.

Masing-masing dari tiga kadet tersebut ditemani oleh seorang penembak, yaitu Dulrahman, Sutarjo, dan Kaput.

Baca juga: Strategi Belanda dalam Perang Padri

Kronologi penyerangan ke markas Belanda

Pada pagi hari tanggal 29 Juli 1947, tiga pesawat milik AURI yang terdiri dari dua pesawat Cureng dan satu Guntei diberangkatkan dengan target markas Belanda di Salatiga, Ambarawa, dan Semarang.

Sebenarnya, ada empat pesawat yang direncanakan akan melakukan operasi udara, tetapi pada saat akan terbang hanya tiga pesawat yang siap dipasang bom.

Keadaan pesawat yang diberangkatkan pun kurang memadai, mengingat tidak adanya lampu atau radio, dan hanya berbekal senter untuk berkomunikasi dengan isyarat.

Pesawat Guntei dan dua pesawat Cureng secara beruntun terbang meninggalkan Lapangan Udara Maguwo.

Pesawat Guntei yang dipiloti Kadet Udara 1 Mulyono dengan penembak Dulrahman terbang lebih dahulu untuk menuju Semarang.

Disusul dua pesawat Cureng yang dipiloti Kadet Udara 1 Sutarjo Sigit dengan penembak Sutarjo (menuju Salatiga) dan Kadet Udara 1 Suharnoko Harbani dengan penembak Kaput (menuju Ambarawa).

Dengan segala keterbatasannya, misi berhasil diselesaikan. Setelah itu, untuk menghindari sergapan pesawat pemburu Belanda P-40 Kitty Hwak (Curtiss), para kadet terbang rendah dan mendarat pukul 06.20 lalu menyembunyikan pesawatnya.

Baca juga: Operasi Trikora, Upaya Indonesia Merebut Irian Barat

Pengaruh serangan udara pertama AURI

Serangan pada 29 Juli 1947 ini merupakan operasi udara pertama kali dan menjadi cikal bakal operasi udara yang terus dikembangkan oleh TNI AU.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com