Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puputan Klungkung: Penyebab dan Jalannya Perang

Kompas.com - 15/12/2021, 11:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Setelah dibombardir selama 6 hari, pasukan tambahan Belanda dari Batavia datang di Desa Kusamba dan Jumpai.

Pasukan tambahan itu langsung melakukan perlawanan terhadap Klungkung dan berhasil mengepung Istana Samarapura pada 27 April 1908.

Pada perang tersebut, beberapa tokoh pembesar Kerajaan Klungkung gugur, seperti Cokorda Gelgel, Dewa Agung Gede Semarabawa, Dewa Agung Muter, dan putra mahkota kerajaan.

Baca juga: Kerajaan Jembrana: Sejarah, Raja-raja, dan Keruntuhan

Keadaan yang semakin genting tersebut justru membuat Raja Dewa Agung Jambe II maju menyerang Belanda.

Bersama dengan sekitar 3.000 laskarnya, raja menyerang hingga akhirnya gugur di medan perang pada 28 April 1908.

Gugurnya Raja Dewa Agung Jambe II, menandai jatuhnya Kerajaan Klungkung ke pemerintah kolonial Belanda. Setelah itu, Belanda juga membakar istana Klungkung.

Pada Oktober 1908, istana tersebut dibangun kembali dan Klungkung dijadikan daerah swapraja, seperti Gianyar dan Karangasem.

 

Referensi:

  • Sutaba, Made dkk. (1983). Sejarah Perlawanan Terhadap Imperialisme dan Kolonialisme di Daerah Bali. Jakarta: Dirjen Kebudayaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com