Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Masuk dan Berkembangnya Katolik di Indonesia

Kompas.com - 30/11/2021, 12:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Penyebaran ajaran Kristen Katolik di Maluku terus dilakukan oleh bangsa Portugis hingga 1575, sebelum akhirnya mereka diusir dari Nusantara.

Baca juga: Pengaruh Kolonialisme Portugis di Indonesia

Era VOC

Pada awal abad ke-17, kekuatan militer Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) mulai menancapkan kekuasaanya di Indonesia.

VOC bahkan merebut dan memonopoli perdagangan rempah-rempah yang sebelumnya sudah dilakukan oleh bangsa Portugis.

Selama berkuasa di Indonesia, VOC melarang secara mutlak segala kegiatan yang dilakukan gereja Katolik. 

Para penguasa VOC sendiri beragama Protestan, sehingga mereka mengusir para imam Katolik berkebangsaan Portugis dan menggantinya dengan pendeta Protestan dari Belanda.

Bahkan, para imam Katolik juga diancam hukuman mati jika ketahuan masih berkarya di wilayah kekuasaan VOC. 

Salah satu imam Katolik yang tewas dibunuh VOC adalah Pastor Egidius d'Abreu SJ, yang dihabisi pada 1624 di Kastel Batavia karena ketahuan masih mengajar agama dan merayakan Misa Kudus di penjara. 

Baca juga: Tujuan Belanda Membentuk VOC

Era Hindia Belanda

Pada masa Hindia Belanda, kebebasan beragama mulai diberlakukan. Pastor F van Lith SJ lantas mulai melaksanakan misi katoliknya dengan datang ke Muntilan pada 1896.

Awalnya, usaha Pastor van Lith masih belum menunjukkan hasil. Namun, hal ini tidak mematahkan semangatnya untuk menyebarkan ajaran Katolik di Nusantara.

Pada 1900, Pastor van Lith mendirikan sekolah guru di Muntilan bernama Normaalschool. Empat tahun kemudian, ia juga mendirikan Sekolah Pendidikan Guru (Kweekschool). 

Masih di tahun yang sama, tiba-tiba ada empat orang kepala desa dari daerah Kalibawang datang ke rumahnya untuk meminta diajarkan pelajaran agama. 

Kemudian pada 15 Desember 1904, rombongan pertama orang Jawa sebanyak 178 orang dibaptis di mata air Semagung yang saat ini dikenal dengan nama Sendangsono. 

Sejak saat itu, pertumbuhan agama Katolik pun terus berkembang. 

Baca juga: Keruntuhan Hindia Belanda 1940-1942

Era Perjuangan Kemerdekaan

Pada masa perjuangan kemerdekaan, yakni tahun 1939, didirikan Seminari Tinggi Yogyakarta. 

Uskup Albertus Soegijapranata dijadikan sebagai Vikaris Apostolik (pimpinan wilayah dalam hierarki Gereja Katolik) pertama di Indonesia, yang ditahbiskan pada 1940 untuk Vikariat Apostolik Semarang. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com