Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Nama Trenggalek

Kompas.com - 26/11/2021, 14:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Menak Sopal menyampaikan keinginan sang buaya putih itu kepada para pemuda. 

Para pemuda mengatakan bahwa satu-satunya orang yang memiliki gajah putih adalah Mbok Randa di Desa Krandon. 

Tanpa berpikir panjang, Menak Sopal segera berangkat ke Desa Krandon dan menemui Mbok Randa. 

Sesampainya di rumah Mbok Randa, Menak Sopal mengutarakan keinginannya untuk meminjam gajah putih miliknya selama tiga hari.

Mbok Randa pun mempertanyakan, jika terjadi sesuatu dengan gajah putih tersebut, siapa yang akan bertanggung jawab. 

Dengan lugas Menak Sopal mengatakan bahwa Padepokan Sinawang lah yang akan bertanggung jawab. 

Setelah tahu bahwa Menak Sopal merupakan salah satu murid dari Ki Ageng Sinawang, Mbok Randa langsung meminjamkan gajah putihnya. 

Baca juga: Asal-usul Nama Gorontalo

Segera setalah Menak Sopal kembali ke desanya, gajah putih tersebut disembelih dan kepalanya dilempar ke dalam Sungai Bagong. 

Setelah itu, bendungan kembali dibangun dan dapat berdiri dengan kokoh untuk menampung air dari Sungai Bagong. 

Tiga hari berlalu, Mbok Randa sudah menunggu Menak Sopal mengantarkan kembali gajah putih miliknya. Namun, hingga satu bulan lebih, penantiannya tidak membuahkan hasil.

Mbok Randa pun menjadi marah. Ia mengumpulkan para penduduk Desa Krandon untuk menyerang Padepokan Sinawang. 

Di tengah perjalanan, Mbok Randa tidak sengaja bertemu dengan Menak Sopal dan langsung menanyakan keberadaan gajah putihnya. 

Dengan jujur, Menak Sopal menjawab bahwa gajah putihnya sudah disembelih dan kepalanya diberikan kepada buaya putih agar bendungan air di Sungai Bagong tidak ambrol lagi.

Namun, Mbok Randa tidak mempercayai penjelasan itu, sehingga ia menyuruh penduduk untuk mengejar Menak Sopal.

Baca juga: Asal-usul Nama Kota Dumai dan Legenda Putri Tujuh

Menak Sopal sendiri memilih melarikan diri dan terjun ke dalam bendungan. Mbok Randa kemudian menyuruh para penduduk untuk menunggunya muncul kembali ke permukaan.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com