Ia wafat tanggal 18 Juli 1833 karena sakit parah yang diderita.
Jasad Joseph Kam dimakamkan di pekuburan Belakang Soya, Ambon.
Baca juga: Jong Amboen: Latar Belakang, Tokoh, dan Serikat Ambon
Pengabaran injil di Indonesia juga disebarkan di daerah Jawa tahun 1820 oleh Fredereik Lodewijk Anthing atau FL Anthing.
Ketertarikan Anthing dalam zending mulai terlihat sejak ia bekerja di pengadilan negeri Semarang.
Perhatian dan ketertarikannya pun kian bertumbuh setelah penginjil pribumi Kiai Ibrahim Tunggul Wulung mendatanginya.
Sejak saat itu, Anthing memulai kegiatan zendingnya di Semarang dan merekrut beberapa orang Kristen Jawa untuk dilatih sebagai penginjil.
Kemudian, ketika Anthing dipindahkan ke Jakarta sebagai Mahkamah Agung, ia tidak menghentikan usahanya untuk mengabarkan inji.
Bahkan, Anthing melatih para pemuda pribumi yang berasal dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi untuk melakukan penginjilan ke daerah lain.
Saat itu, Anthing sudah berhasil membentuk 50 orang penginjil, sampai sekitar tahun 1870 pemerintah Hindia Belanda melarang pemberitaan injil di sekitar Jakarta.
Alasannya adalah karena mayoritas penduduk saat itu memeluk agama Islam.
Kendati demikian, Anthing tidak putus asa. Ia tetap berusaha melakukan pengabaran injil dengan berbagai cara, salah satunya melalui penginjil pribumi.
Usaha Anthing pun membuahkan hasil yang baik. Di Jakarta dan sekitarnya berhasil berdiri pos pekabaran injil.
Baca juga: Asal-usul Nama Batavia
Zending di Indonesia memiliki beberapa kegiatan, yakni:
Referensi: