Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Front Demokrasi Rakyat (FDR): Latar Belakang, Tujuan, dan Kegiatan

Kompas.com - 08/10/2021, 12:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Front Demokrasi Rakyat atau FDR adalah front persatuan partai-partai dan organisasi sayap kiri (komunis) yang didirikan pada Februari 1948.

Pendiri dari Front Demokrasi Rakyat adalah Amir Sjarifuddin setelah ia tidak lagi menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia. 

Partai-partai yang tergabung dalam FDR yakni:

  • Partai Komunis Indonesia (PKI)
  • Partai Sosialis Indonesia (PSI)
  • Partai Buruh Indonesia (PBI)
  • Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI)
  • Pemuda Sosialis Indonesia (Pesindo)

Baca juga: PKI dan Perjuangan Pergerakan Nasional

Latar Belakang

Terbentuknya Front Demokrasi Rakyat atau FDR berawal dari jatuhnya Kabinet Amir Sjarifuddin pada 29 Januari 1948. 

Jatuhnya Kabinet Amir Sjarifuddin ini diakibatkan oleh penandatangan Perjanjian Renville yang memberi dampak rugi bagi Republik Indonesia.

Setelah Amir Sjarifuddin tidak lagi menjabat sebagai Perdana Menteri, ia membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) pada Februari 1948.

FDR kemudian bekerja sama dengan beberapa organisasi berpaham kiri (komunis) seperti Partai Komunis Indonesia (PKI), Barisan Tani Indonesia (BTI), Pemuda Sosialis Indonesia (Pesindo), dan sebagainya. 

Kemudian, Amir Sjarifuddin yang saat itu memiliki kedekatan dengan pemimpin PKI, Muso, berniat untuk menyebarkan ajaran komunisme di Indonesia. 

Selain itu, dibentuknya FDR juga didasari oleh rasa kecewa terhadap Perdana Menteri selanjutnya, Mohammad Hatta, dalam Kabinet Hatta.

Kabinet Hatta memiliki program RERA (Rekonstruksi dan Rasionalisasi) untuk mengembalikan 100.000 tentara menjadi rakyat biasa dengan alasan penghematan biaya.

Program RERA dianggap dapat merugikan FDR karena akan mengurangi pengaruh komunis dari para tentara aliran sayap kiri akibat diberhentikan oleh Mohammad Hatta. 

Akhirnya banyak angkatan perang yang mau bergabung dengan FDR karena visi dan misi FDR lebih jelas daripada Kabinet Hatta.

Baca juga: Kabinet Hatta I: Penetapan, Susunan, Kebijakan, dan Upaya Penggulingan

Tujuan FDR

Tujuan Amir Sjarifuddin membentuk FDR yakni:

  • Menarik pasukan komunis yang tergabung dalam TNI dari garis depan
  • Memindahkan pasukan-pasukan komunis ke daerah yang strategis
  • Meninggalkan daerah-daerah yang tidak mungkin dipertahankan
  • Membentuk tentara rakyat
  • Menjadikan daerah Madiun sebagai basis

Kegiatan FDR

Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang dipimpin Amir Sjarifuddin mulai melakukan kegiatan poliitk pada 5 Juli 1948. 

Para kaum buruh yang dipengaruhi oleh FDR melakukan pemogokan di pabrik karung Delanggu (Klaten). 

Lima hari setelahnya, terjadi bentrokan antara sekelompok pemogok dengan Serikat Tani Islam Indonesia (STII), organisasi tani milik Masyumi yang menentang pemogokan politik tersebut.

Selain itu, FDR juga berkegiatan di Sumatra. FDR melakukan rapat-rapat besar di Bukittinggi, Solok, Batusangkar, Sawahlunto, yang dipimpin oleh Abdul Karim.

Sasaran dari para golongan ini adalah kebijaksanaan Kabinet Hatta, di mana FDR menghendaki diadakan re-shuffle kabinet menjadi Kabinet Parlementer.

PNI pun menyetujui kehendak tersebut, dengan syarat Hatta harus tetap memegang kepemimpinan. 

Baca juga: Kabinet Hatta II: Penetapan, Susunan, dan Pergantian

Peristiwa PKI Madiun 1948

Selama FDR berlangsung, terjadi pula pemberontakan PKI Madiun yang disebabkan oleh ketidakpuasan Amir Sjarifuddin terkait pergantian kabinet, yaitu Kabinet Hatta. 

Oleh sebab itu, Amir bersama komplotannya berusaha menggulingkan mereka dengan dibantu oleh pemimpin PKI Musso. 

Mereka pun membuat rencana penculikan dan pembunuhan para tokoh di Surakarta sekaligus mengadu domba kesatuan TNI setempat.

Pada 18 September 1948, PKI/FDR bergerak menuju ke arah Timur dan berusaha menguasai kota Madiun. 

Tanggal 19 September, FDR mengumumkan terbentuknya pemerintahan baru bernama Republik Soviet Indonesia. 

Pemberontakan PKI Madiun ini menewaskan Gubernur Jawa Timur RM Suryo.

Untuk mengembalikan kondisi keamanan di Madiun, Kolonel AH Nasution melakukan operasi penumpasan pada 20 September 1948.

Operasi penumpasan dilakukan dengan mengejar Musso yang saat itu melarikan diri ke Sumoroto, barat Ponorogo.

Musso kemudian berhasil ditemukan dan ditembak mati. Sama halnya dengan Amir Sjarifuddin yang berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman mati.

Amir Sjarifuddin tertangkap di daerah Grobogan, Jawa Tengah. 

 

Referensi: 

  • Notosusanto, Nugroho dan Marwati Djoened Poesponegoro. (2019). Sejarah Nasional Indonesia VI Zaman Jepang dan Zaman Republik Indonesia (1942-1998). Jakarta: Balai Pustaka.
  • Badan Pimpinan Harian Pusat Korps Cacad Veteran RI. (1975). Album Perjuangan Kemerdekaan, 1945-1950. Jawa Timur: Badan Pimpinan Harian Pusat Korps Cacad Veteran RI dan Badan Penerbit ALDA c.v. Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Peristiwa Haur Koneng 1993

Peristiwa Haur Koneng 1993

Stori
Tragedi Waduk Nipah 1993

Tragedi Waduk Nipah 1993

Stori
Bataviasche Nouvelles, Surat Kabar Pertama di Indonesia

Bataviasche Nouvelles, Surat Kabar Pertama di Indonesia

Stori
Waisak, seperti Maulid dan Isra Miraj Bersamaan

Waisak, seperti Maulid dan Isra Miraj Bersamaan

Stori
Ide-Ide Pembaruan Sultan Mahmud II

Ide-Ide Pembaruan Sultan Mahmud II

Stori
Perlawanan Kakiali terhadap VOC

Perlawanan Kakiali terhadap VOC

Stori
Jayeng Sekar, Organisasi Kepolisian Bentukan Daendels

Jayeng Sekar, Organisasi Kepolisian Bentukan Daendels

Stori
Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Stori
6 Peninggalan Kerajaan Ternate

6 Peninggalan Kerajaan Ternate

Stori
Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Stori
Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Stori
Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Stori
Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Stori
4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

Stori
Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com