Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Nama dan Sejarah Meulaboh

Kompas.com - 07/10/2021, 11:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Meulaboh merupakan sebuah kota di Provinsi Aceh yang terletak 245 kilometer dari Kota Banda Aceh.

Ibu kota Aceh Barat ini menjadi salah satu daerah terparah yang terkena bencana tsunami pada 2004.

Selain itu, Meulaboh diketahui sebagai kota kelahiran Teuku Umar, salah satu pahlawan nasional Indonesia.

Asal-usul nama Meulaboh

Kota Meulaboh dulunya bernama Pasir Karam. Penamaan itu diperkirakan berkaitan dengan tragedi tsunami di masa lalu, yang kemudian terjadi kembali pada 26 Desember 2004 lalu.

Sementara nama Meulaboh diduga diberikan oleh orang-orang Minang, yang ketika datang mengatakan "disikolah kito berlaboh" atau disitulah kita berlabuh.

Argumen lain meyakini bahwa penamaan Meulaboh berkaitan dengan letaknya yang berdekatan dengan laut dan dapat digunakan untuk melabuhkan kapal atau "dilaboh pukat".

Baca juga: Sejarah Berdirinya Kerajaan Aceh

Sejarah awal Kota Meulaboh

Catatan sejarah menunjukkan bahwa Kota Meulaboh telah berdiri ketika Sultan Saidil Mukamil (1588-1604) naik takhta. Sehingga usianya diperkirakan lebih dari empat abad.

Pembangunannya kemudian dilanjutkan oleh Sultan Iskandar Muda (1607-1636), yang juga mendatangkan orang-orang Aceh Rayeuk dan Pidie.

Di masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, di Meulaboh juga dibuka perkebunan merica.

Akan tetapi, negeri ini tidak begitu ramai karena belum dapat menandingi Negeri Singkil, yang banyak disinggahi kapal dagang untuk mengambil kemenyan dan kapur barus.

Kemudian ketika Sultan Djamalul Alam berkuasa, Meulaboh kembali dibangun dan dibuka perkebunan lada.

Pada akhir abad ke-17, di Aceh Barat, termasuk Meulaboh, telah berkembang beberapa kerajaan kecil yang dipimpin oleh Uleebalang.

Masa pendudukan Belanda hingga sekarang

Ketika Aceh jatuh ke tangan Belanda, Aceh dijadikan karesidenan yang dibagi atas beberapa wilayah yang disebut afdeeling (provinsi).

Afdeeling terdiri atas beberapa onderafdeeling (kabupaten) dan onderafdeeling dibagi menjadi beberapa landschap (kecamatan).

Pada periode ini, Meulaboh menjadi tempat kedudukan asisten residen yang membawahi afdeeling pantai barat Aceh.

Ketika zaman penjajahan Jepang, struktur wilayah administrasinya tidak banyak berubah, hanya ada penggantian nama ke dalam bahasa Jepang.

Afdeeling diganti menjadi bunsyu yang dikepalai oleh bunsyucho, kemudian onderafdeeling menjadi gun yang dikepalai oleh guncho.

Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, Meulaboh menjadi ibu kota Kabupaten Aceh Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com