Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Nama dan Sejarah Kota Pekanbaru

Kompas.com - 07/10/2021, 14:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pekanbaru merupakan kota terbesar sekaligus ibu kota Provinsi Riau.

Kota ini dikenal sebagai kota perdagangan dan jasa, termasuk juga kota dengan tingkat pertumbuhan, migrasi, dan urbanisasi yang tinggi di Pulau Sumatera.

Kendati populasi penduduknya lebih sedikit dari Palembang dan Padang, pertumbuhan Kota Pekanbaru terbilang lebih besar.

Hal ini didukung oleh letaknya yang strategis, yakni berada di jalur lintas timur Pulau Sumatera, serta terhubung dengan beberapa kota penting seperti Medan, Padang, dan Jambi.

Selain itu, Kota Pekanbaru juga berada di sumpul segi tiga pertumbuhan Indonesia-Malaysia-Singapura.

Sebelum menjadi salah satu kota besar di Sumatera, Kota Pekanbaru telah melewati sejarah yang sangat panjang.

Awalnya bernama Senapelan

Pada awalnya, nama Pekanbaru adalah Senapelan, yang dipimpin oleh seorang kepala suku yang disebut Batin.

Dulu daerahnya berupa ladang perkebunan dan kemudian berkembang menjadi perkampungan.

Pada periode selanjutnya, daerah itu berkembang menjadi sebuah dusun yang bernama Dusun Payung Sekaki, yang letaknya berada di tepi muara Sungai Siak.

Akan tetapi, orang-orang lebih mengenalnya dengan nama Senapelan, yang ketika masa kekuasaan VOC wilayahnya dijadikan tempat perhentian kapal-kapal Belanda.

Dari situlah, letaknya yang strategis kemudian berkembang hingga memegang peranan penting dalam lalu lintas perdagangan.

Baca juga: Perang Guntung, Pemberontakan Rakyat Siak Melawan Belanda

Awal penyebutan Pekanbaru

Perkembangan Senapelan juga berhubungan erat dengan perkembangan Kerajaan Siak Sri Indrapura.

Semenjak Sultan Abdul Jalil Alamudin Syah menetap di Senapelan, kemudian didirikanlah istana di Kampung Bukit, yang berdekatan dengan perkampungan Senapelan.

Sultan Abdul Jalil Alamudin Syah berinisiatif membuat pekan atau pasar di Senapelan, tetapi tidak berkembang.

Pada masa pemerintahan putranya, Raja Muda Muhammad Ali, yang bergelar Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazamsyah, lokasi pasar bergeser ke tempat yang baru, yakni di sekitar Pelabuhan Pekanbaru sekarang.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com