Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Front Demokrasi Rakyat (FDR): Latar Belakang, Tujuan, dan Kegiatan

Pendiri dari Front Demokrasi Rakyat adalah Amir Sjarifuddin setelah ia tidak lagi menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia. 

Partai-partai yang tergabung dalam FDR yakni:

Latar Belakang

Terbentuknya Front Demokrasi Rakyat atau FDR berawal dari jatuhnya Kabinet Amir Sjarifuddin pada 29 Januari 1948. 

Jatuhnya Kabinet Amir Sjarifuddin ini diakibatkan oleh penandatangan Perjanjian Renville yang memberi dampak rugi bagi Republik Indonesia.

Setelah Amir Sjarifuddin tidak lagi menjabat sebagai Perdana Menteri, ia membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) pada Februari 1948.

FDR kemudian bekerja sama dengan beberapa organisasi berpaham kiri (komunis) seperti Partai Komunis Indonesia (PKI), Barisan Tani Indonesia (BTI), Pemuda Sosialis Indonesia (Pesindo), dan sebagainya. 

Kemudian, Amir Sjarifuddin yang saat itu memiliki kedekatan dengan pemimpin PKI, Muso, berniat untuk menyebarkan ajaran komunisme di Indonesia. 

Selain itu, dibentuknya FDR juga didasari oleh rasa kecewa terhadap Perdana Menteri selanjutnya, Mohammad Hatta, dalam Kabinet Hatta.

Kabinet Hatta memiliki program RERA (Rekonstruksi dan Rasionalisasi) untuk mengembalikan 100.000 tentara menjadi rakyat biasa dengan alasan penghematan biaya.

Program RERA dianggap dapat merugikan FDR karena akan mengurangi pengaruh komunis dari para tentara aliran sayap kiri akibat diberhentikan oleh Mohammad Hatta. 

Akhirnya banyak angkatan perang yang mau bergabung dengan FDR karena visi dan misi FDR lebih jelas daripada Kabinet Hatta.

Tujuan FDR

Tujuan Amir Sjarifuddin membentuk FDR yakni:

  • Menarik pasukan komunis yang tergabung dalam TNI dari garis depan
  • Memindahkan pasukan-pasukan komunis ke daerah yang strategis
  • Meninggalkan daerah-daerah yang tidak mungkin dipertahankan
  • Membentuk tentara rakyat
  • Menjadikan daerah Madiun sebagai basis

Kegiatan FDR

Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang dipimpin Amir Sjarifuddin mulai melakukan kegiatan poliitk pada 5 Juli 1948. 

Para kaum buruh yang dipengaruhi oleh FDR melakukan pemogokan di pabrik karung Delanggu (Klaten). 

Lima hari setelahnya, terjadi bentrokan antara sekelompok pemogok dengan Serikat Tani Islam Indonesia (STII), organisasi tani milik Masyumi yang menentang pemogokan politik tersebut.

Selain itu, FDR juga berkegiatan di Sumatra. FDR melakukan rapat-rapat besar di Bukittinggi, Solok, Batusangkar, Sawahlunto, yang dipimpin oleh Abdul Karim.

Sasaran dari para golongan ini adalah kebijaksanaan Kabinet Hatta, di mana FDR menghendaki diadakan re-shuffle kabinet menjadi Kabinet Parlementer.

PNI pun menyetujui kehendak tersebut, dengan syarat Hatta harus tetap memegang kepemimpinan. 

Peristiwa PKI Madiun 1948

Selama FDR berlangsung, terjadi pula pemberontakan PKI Madiun yang disebabkan oleh ketidakpuasan Amir Sjarifuddin terkait pergantian kabinet, yaitu Kabinet Hatta. 

Oleh sebab itu, Amir bersama komplotannya berusaha menggulingkan mereka dengan dibantu oleh pemimpin PKI Musso. 

Mereka pun membuat rencana penculikan dan pembunuhan para tokoh di Surakarta sekaligus mengadu domba kesatuan TNI setempat.

Pada 18 September 1948, PKI/FDR bergerak menuju ke arah Timur dan berusaha menguasai kota Madiun. 

Tanggal 19 September, FDR mengumumkan terbentuknya pemerintahan baru bernama Republik Soviet Indonesia. 

Pemberontakan PKI Madiun ini menewaskan Gubernur Jawa Timur RM Suryo.

Untuk mengembalikan kondisi keamanan di Madiun, Kolonel AH Nasution melakukan operasi penumpasan pada 20 September 1948.

Operasi penumpasan dilakukan dengan mengejar Musso yang saat itu melarikan diri ke Sumoroto, barat Ponorogo.

Musso kemudian berhasil ditemukan dan ditembak mati. Sama halnya dengan Amir Sjarifuddin yang berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman mati.

Amir Sjarifuddin tertangkap di daerah Grobogan, Jawa Tengah. 

Referensi: 

  • Notosusanto, Nugroho dan Marwati Djoened Poesponegoro. (2019). Sejarah Nasional Indonesia VI Zaman Jepang dan Zaman Republik Indonesia (1942-1998). Jakarta: Balai Pustaka.
  • Badan Pimpinan Harian Pusat Korps Cacad Veteran RI. (1975). Album Perjuangan Kemerdekaan, 1945-1950. Jawa Timur: Badan Pimpinan Harian Pusat Korps Cacad Veteran RI dan Badan Penerbit ALDA c.v. Jakarta.

https://www.kompas.com/stori/read/2021/10/08/120000479/front-demokrasi-rakyat-fdr-latar-belakang-tujuan-dan-kegiatan

Terkini Lainnya

Ide-Ide Pembaruan Sultan Mahmud II

Ide-Ide Pembaruan Sultan Mahmud II

Stori
Perlawanan Kakiali terhadap VOC

Perlawanan Kakiali terhadap VOC

Stori
Jayeng Sekar, Organisasi Kepolisian Bentukan Daendels

Jayeng Sekar, Organisasi Kepolisian Bentukan Daendels

Stori
Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Stori
6 Peninggalan Kerajaan Ternate

6 Peninggalan Kerajaan Ternate

Stori
Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Stori
Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Stori
Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Stori
Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Stori
4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

Stori
Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Stori
Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Stori
Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Stori
Sejarah Penemuan Angka Romawi

Sejarah Penemuan Angka Romawi

Stori
7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke