Dalam suasana politik di Makassar yang cukup tegang saat itu, terdengar berita bahwa pada 5 April 1950 pemerintah RIS akan mengirim sekitar 900 pasukan APRIS dari TNI ke Makassar.
Pasukan tersebut dikirim dengan tujuan untuk menjaga keamanan di sana, dipimpin oleh Mayor HV Worang, diangkut dengan dua kapal.
Berita ini kemudian mengkhawatirkan para pasukan bekas KNIL (Koninklijk Nederlandsch Indische Leger) atau angkatan perang kolonial Hndia Belanda, yang takut akan terdesak dengan kehadiran pasukan baru tersebut.
Akhirnya, mereka pun bergabung dan membentuk Pasukan bebas di bawah pimpinan Kapten Andi Azis.
Baca juga: Republik Indonesia Serikat 1949
Terjadinya Penyerangan Markas Panglima Teritorium ini disebabkan oleh hasutan dari Soumokil, pejabat NIT, yang ingin NIT tetap dipertahankan.
Alhasil, Andi Azis mengerahkan pasukannya untuk menyerang Markas Panglima Teritorium di mana ia bersama dengan anak buahnya melucuti senjata TNI yang tengah berjaga.
Selain itu, Andi Azis juga berusaha untuk menghalangi pendaratan pasukan TNI ke Makassar.
Ia kemudian berhasil menangkap dan menawan Letnan kolonel Mokoginta, Panglima Teritorium Sulawesi.
Referensi: