Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Christiaan Robbert Steven Soumokil, Tokoh Republik Maluku Selatan 1950

Kompas.com - 08/09/2021, 09:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemberontakan separatis di awal kemerdekaan Indonesia yang dipimpin oleh Christian Robbert Steven Soumokil adalah Republik Maluku Selatan (RMS).

Melalui RMS, Soumokil mencoba untuk melepas wilayah Maluku Tengah dan Negara Indonesia Timur (NIT) dari Republik Indonesia Serikat (RIS).

Atas tindakan Soumokil ini, pemerintah memberikan respon dengan membujuknya untuk selesai dengan cara damai. Akan tetapi, permintaan ditolak oleh Soumokil. 

Akibatnya, pemerintah harus melakukan ekspedisi militer yang dipimpin oleh Kolonel AE Kawilarang. 

Soumokil pun berhasil ditangkap tanggal 12 Desember 1963 dan dijatuhi hukuman mati. 

Baca juga: Republik Maluku Selatan (RMS): Latar Belakang dan Upaya Penumpasannya

Pendidikan

Christiaan Robbert Steven Soumokil adalah seorang keturunan Ambon yang lahir di Surabaya, 13 Oktober 1905.

Ayahnya adalah seorang pejabat rendahan Kantor Pos di Semarang.

Semasa muda, Soumokil mengenyam pendidikan pertama di kota kelahirannya, Surabaya.

Ia bersekolah di Hogereburgerschool (HBS) atau sekolah menengah umum zaman Hindia Belanda di Surabaya.

Setelah tamat sekolah, Soumokil berangkat ke Belanda. Awalnya, Soumokil berusaha untuk masuk fakultas kedokteran.

Namun, ia mengurungkan niatnya dan memutuskan untuk belajar pendidikan hukum di Universitas Leiden, Belanda, lulus tahun 1934.

Baca juga: Sistem Pendidikan di Era Belanda

Kiprah

Setahun kemudian, tahun 1935, ia kembali ke Hindia Belanda. Soumokil bekerja sebagai pejabat hukum kolonial.

Semasa pendudukan Jepang, tahun 1942, ia ditangkap oleh Jepang dan dibawa ke Burma dan Thailand.

Soumokil ditangkap karena saat itu ia masih terus setia pada Belanda meski sudah berada di ujung kekalahan.

Ia pun bebas setelah Perang Pasifik berakhir dan dipulangkan ke Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com