Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Operasi Trikora, Upaya Indonesia Merebut Irian Barat

Kompas.com - 22/08/2021, 14:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Operasi Trikora adalah operasi militer Indonesia yang bertujuan untuk merebut wilayah Irian Barat atau Papua dari Belanda. 

Operasi ini terjadi sejak 19 Desember 1961 hingga 15 Agustus 1962. 

Operasi Trikora terjadi karena konflik antara Indonesia dengan Belanda terkait perebutan Irian Barat. 

Kala itu, Belanda enggan membicarakan perihal masalah Irian Barat tersebut. 

Akhirnya, pada 1961, Presiden Soekarno mengeluarkan Tri Komando Rakyat (Trikora). Isi dari Trikora adalah:

  1. Gagalkan pembentukan negara Papua
  2. Kibarkan bendera Merah Putih di Irian Barat
  3. Bersiap untuk mobilisasi umum untuk mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air dan bangsa.

Baca juga: Sejarah Penemuan Benua Amerika

Latar Belakang

Sejak tahun 1949, Indonesia dan Belanda telah terlibat konflik terkait perebutan Irian Barat.

Masalah ini dilatarbelakangi dengan Belanda yang tidak bersedia membicarakan masalah Irian Barat bersama Indonesia

Melalui keputusan Konferensi Meja Bundar (KMB) pada 23 Agustus hingga 2 September 1949, kedudukan Irian Barat akan ditentukan paling lambat setahun setelah pengakuan kedaulatan.

Akan tetapi, Belanda tetap enggan untuk membicarakan masalah tersebut. 

Karena masalah masih terus berlangsung, pada 1961, Presiden Soekarno mengeluarkan Trikora. 

Terbentuknya Trikora menandakan bahwa Presiden Soekarno telah meninggalkan usaha diplomasi dengan pihak Belanda.

Indonesia sudah siap dengan segala resiko yang akan dihadapi.

Baca juga: Penduduk Asli Amerika (Native American)

Persiapan 

Menjelang pertempuran dengan Belanda, Indonesia segera mencari bantuan senjata dari luar negeri. 

Indonesia mencoba meminta bantuan dari Amerika Serikat, tetapi gagal. 

Akhirnya, Desember 1960, Jenderal AH Nasution pergi ke Moskwa, Uni Soviet. Ia berhasil mengadakan perjanjian jual-beli senjata dengan pemerintah Uni Soviet sebesar 2,5 miliar. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com