Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Operasi Trikora, Upaya Indonesia Merebut Irian Barat

Kompas.com - 22/08/2021, 14:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

Selain Komando Mandala, Soekarno juga mengerahkan beberapa operasi rahasia yang dijalankan untuk menyusupkan sukarelawan ke Irian Barat. 

Pasukan yang dikirim adalah Komando Pasukan Gerak Tjepat AURI, RPKAD (TNI Angkatan Darat), dan Kopaska (TNI Angkatan Laut). 

Ketiga pasukan tersebut diperintahkan untuk menyelinap, melakukan sabotase, dan melancarkan perang secara gerilya.

Pasukan ini diberangkatkan dari Jakarta ke Surabaya, menuju Gedung Senjata Penataran Angkatan Laut atau PAL.

Akan tetapi, persediaan senjata saat itu sudah tidak lagi memadahi, sehingga hanya tersisa bahan peledak yang berhasil direbut oleh pasukan khusus Indonesia. 

Selain itu, untuk melumpuhkan kekuatan Belanda, Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI) juga mengerahkan pesawat bom nuklir Tu-16 buatan Rusia. 

Baca juga: Pertempuran Medan Area: Latar Belakang, Konflik, dan Dampak

Akhir Pertempuran

Setelah mengalami pertempuran panjang, pada 15 Agustus 1962, Belanda mengakui ambisi Indonesia untuk merebut Irian Barat.

Karena tidak ingin lagi terlibat lebih jauh, pemerintah Belanda akhirnya menandatangani perjanjian New York. 

Isi perjanjian tersebut adalah:

  • Pemerintah Belanda akan menyerahkan Irian Barat kepada penguasa pelaksana sementara PBB, yaitu United Nation Temporary Executive Authority (UNTEA) pada 1 Oktober 1962.
  • Pada 1 Oktober 1062, bendera PBB akan berkibar di Irian Barat berdampingan dengan bendera Belanda. Selanjutnya akan diturunkan pada 31 Desember 1962 dan digantikan bendera IndIndonesia mendampingi bendera PBB
  • Pemerintah UNTEA berakhir pada 1 Mei 1963 dan pemerintah selanjutnya diserahkan kepada pihak Indonesia.
  • Pemulangan orang-orang sipil dan militer Belanda harus selesai pada 1 Mei 1963.
  • Rakyat Irian Barat diberi kesempatan untuk menyatakan pendapatnya tetap di wilayah Indonesia atau memisahkan diri.
  • Kemudian diselenggarakan Pepera (Penentuan Pendapat Rakyat). Hasil Pepera disetujui pada 19 Desember 1969 dan membuktikan bawah Irian Barat bagian dari Indoenesia.

Pada 1 Mei 1963, Irian Barat secara resmi masuk dalam bagian dari Indonesia.

Untuk memastikan lebih lanjut, sebagai bagian dari perjanjian New York, dilakukan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) pada 1969.

Pepera 1969 berfungsi untuk menentukan apakah rakyat Papua atau Irian Barat akan memilih untuk tetap di Indonesia atau tidak. 

Berdasarkan hasil akhir, sebanyak 1.025 rakyat Irian Barat memutuskan untuk tetap di Indonesia. 

Kemudian, hasil Pepera dibawa ke Sidang Umum PBB. Pada 19 Desember 1969, Sidang Umum PBB menerima dan menyetujui hasil Pepera.

Papua atau Irian Barat dinyatakan sebagai bagian dari NKRI. 

Referensi: 

  • Singh, Bilveer. (2001). West Irian and the Suharto Presidency. The Act of Free Choice. hal 73-93. 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com