Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Operasi Trikora, Upaya Indonesia Merebut Irian Barat

Operasi ini terjadi sejak 19 Desember 1961 hingga 15 Agustus 1962. 

Operasi Trikora terjadi karena konflik antara Indonesia dengan Belanda terkait perebutan Irian Barat. 

Kala itu, Belanda enggan membicarakan perihal masalah Irian Barat tersebut. 

Akhirnya, pada 1961, Presiden Soekarno mengeluarkan Tri Komando Rakyat (Trikora). Isi dari Trikora adalah:

Latar Belakang

Sejak tahun 1949, Indonesia dan Belanda telah terlibat konflik terkait perebutan Irian Barat.

Masalah ini dilatarbelakangi dengan Belanda yang tidak bersedia membicarakan masalah Irian Barat bersama Indonesia

Melalui keputusan Konferensi Meja Bundar (KMB) pada 23 Agustus hingga 2 September 1949, kedudukan Irian Barat akan ditentukan paling lambat setahun setelah pengakuan kedaulatan.

Akan tetapi, Belanda tetap enggan untuk membicarakan masalah tersebut. 

Karena masalah masih terus berlangsung, pada 1961, Presiden Soekarno mengeluarkan Trikora. 

Terbentuknya Trikora menandakan bahwa Presiden Soekarno telah meninggalkan usaha diplomasi dengan pihak Belanda.

Indonesia sudah siap dengan segala resiko yang akan dihadapi.

Persiapan 

Menjelang pertempuran dengan Belanda, Indonesia segera mencari bantuan senjata dari luar negeri. 

Indonesia mencoba meminta bantuan dari Amerika Serikat, tetapi gagal. 

Akhirnya, Desember 1960, Jenderal AH Nasution pergi ke Moskwa, Uni Soviet. Ia berhasil mengadakan perjanjian jual-beli senjata dengan pemerintah Uni Soviet sebesar 2,5 miliar. 

Setelah pembelian ini, Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengklaim bahwa Indonesia memiliki angkatan udara terkuat di belahan bumi selatan.

Untuk mencapai keunggulan udara, Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) segera memperbaiki pangkalan-pangkalan udara yang rusak akibat perang. 

Tidak hanya memperkuat pangkalan udara, Indonesia juga mendekati beberapa negara, seperti India, Pakistan, Australia, Selandia Baru, Thailand, Britania Raya, Jerman, dan Prancis.

Hal ini dilakukan agar negara-negara tersebut tidak memberikan dukungan kepada Belanda saat pertempuran terjadi. 

Lalu, tahun 1961, dalam Sidang Umum PBB, Sekjen PBB U Thant, meminta Ellsworth Bunker, diplomat Amerika Serikat, untuk mengajukan usul terkait masalah Irian Barat. 

Bunker mengusulkan agar Belanda menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia melalui PBB dalam jangka waktu dua tahun. 

Pertempuran

Indonesia telah siap merebut Irian Barat pada 2 Januari 1962 dengan melakukan terjun payung dan pendaratan gerilyawan angkatan laut. 

Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan konfrontasi diplomatik Menteri Luar Negeri Indonesia Subandrio dengan Belanda.

Operasi Trikora berjalan dalam tiga tahap, yaitu:

  • Penyusupan
  • Eksploitasi
  • Konsolidasi

Ketiga tahap tersebut berada di bawah perlindungan Angkatan Udara Indonesia. 

Rencana pertama dengan menyerukan penyisipan kelompok kecil pasukan Indonesia melalui laut dan udara.

Kemudian, menarik pasukan Belanda untuk menjauh dari daerah-daerah, karena akan dilakukan eksploitasi untuk merebut lokasi-lokasi utama. 

Tahap terakhir, konsolidasi akan diperluas kendali Indonesia atas seluruh Irian Barat. 

Setelah itu, Soekarno membentuk Komando Mandala yang dipimpin oleh Mayjend Soeharto sebagai Panglima Komando.

Tugas dari Komando Mandala adalah untuk merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi militer untuk menggabungkan Irian Barat dengan Indonesia.

Selain Komando Mandala, Soekarno juga mengerahkan beberapa operasi rahasia yang dijalankan untuk menyusupkan sukarelawan ke Irian Barat. 

Pasukan yang dikirim adalah Komando Pasukan Gerak Tjepat AURI, RPKAD (TNI Angkatan Darat), dan Kopaska (TNI Angkatan Laut). 

Ketiga pasukan tersebut diperintahkan untuk menyelinap, melakukan sabotase, dan melancarkan perang secara gerilya.

Pasukan ini diberangkatkan dari Jakarta ke Surabaya, menuju Gedung Senjata Penataran Angkatan Laut atau PAL.

Akan tetapi, persediaan senjata saat itu sudah tidak lagi memadahi, sehingga hanya tersisa bahan peledak yang berhasil direbut oleh pasukan khusus Indonesia. 

Selain itu, untuk melumpuhkan kekuatan Belanda, Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI) juga mengerahkan pesawat bom nuklir Tu-16 buatan Rusia. 

Akhir Pertempuran

Setelah mengalami pertempuran panjang, pada 15 Agustus 1962, Belanda mengakui ambisi Indonesia untuk merebut Irian Barat.

Karena tidak ingin lagi terlibat lebih jauh, pemerintah Belanda akhirnya menandatangani perjanjian New York. 

Isi perjanjian tersebut adalah:

  • Pemerintah Belanda akan menyerahkan Irian Barat kepada penguasa pelaksana sementara PBB, yaitu United Nation Temporary Executive Authority (UNTEA) pada 1 Oktober 1962.
  • Pada 1 Oktober 1062, bendera PBB akan berkibar di Irian Barat berdampingan dengan bendera Belanda. Selanjutnya akan diturunkan pada 31 Desember 1962 dan digantikan bendera IndIndonesia mendampingi bendera PBB
  • Pemerintah UNTEA berakhir pada 1 Mei 1963 dan pemerintah selanjutnya diserahkan kepada pihak Indonesia.
  • Pemulangan orang-orang sipil dan militer Belanda harus selesai pada 1 Mei 1963.
  • Rakyat Irian Barat diberi kesempatan untuk menyatakan pendapatnya tetap di wilayah Indonesia atau memisahkan diri.
  • Kemudian diselenggarakan Pepera (Penentuan Pendapat Rakyat). Hasil Pepera disetujui pada 19 Desember 1969 dan membuktikan bawah Irian Barat bagian dari Indoenesia.

Pada 1 Mei 1963, Irian Barat secara resmi masuk dalam bagian dari Indonesia.

Untuk memastikan lebih lanjut, sebagai bagian dari perjanjian New York, dilakukan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) pada 1969.

Pepera 1969 berfungsi untuk menentukan apakah rakyat Papua atau Irian Barat akan memilih untuk tetap di Indonesia atau tidak. 

Berdasarkan hasil akhir, sebanyak 1.025 rakyat Irian Barat memutuskan untuk tetap di Indonesia. 

Kemudian, hasil Pepera dibawa ke Sidang Umum PBB. Pada 19 Desember 1969, Sidang Umum PBB menerima dan menyetujui hasil Pepera.

Papua atau Irian Barat dinyatakan sebagai bagian dari NKRI. 

Referensi: 

https://www.kompas.com/stori/read/2021/08/22/140000079/operasi-trikora-upaya-indonesia-merebut-irian-barat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke