Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik Sampit: Latar Belakang, Konflik, dan Penyelesaian

Kompas.com - 30/07/2021, 09:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Kericuhan bermula saat terjadi serangan pembakaran sebuah rumah Dayak.

Menurut rumor warga Madura lah yang menjadi pelaku pembakaran rumah Dayak tersebut. 

Sesaat kemudian, warga Dayak pun mulai membalas dengan membakar rumah-rumah orang Madura. 

Profesor Usop dari Asosiasi Masyarakat Dayak mengklaim bahwa pembantaian oleh suku Dayak dilakukan guna mempertahankan diri setelah beberapa warga Dayak diserang.

Disebutkan juga bahwa seorang warga Dayak disiksa dan dibunuh oleh sekelompok warga Madura setelah sengketa judi di Desa Kerengpangi pada 17 Desember 2000.

Baca juga: Konflik Pattani di Thailand

Konflik

Situasi kericuhan antara suku Dayak dengan Madura diperparah dengan kebiasaan dan nilai-nilai berbeda yang dimiliki keduanya.

Seperti adat orang Madura yang membawa parang atau celurit ke mana pun, membuat orang Dayak berpikiran bahwa tamunya ini siap untuk berkelahi. 

Konflik Sampit sendiri diawali dengan perselisihan antara dua etnis ini sejak akhir 2000. 

Pertengahan Desember 2000, bentrokan antara etnis Dayak dan Madura terjadi di Desa Kereng Pangi, membuat hubungan keduanya menjadi bersitegang. 

Ketegangan semakin memuncak setelah terjadi perkelahian di sebuah tempat hiburan di desa pertambangan emas Ampalit. 

Seorang etnis Dayak bernama Sandong, tewas akibat luka bacok yang ia dapat. 

Kejadian ini kemudian membuat keluarga dan tetangga Sandong merasa sangat marah. 

Dampak

Dua hari setelah peristiwa tersebut, 300 warga Dayak mendatangi lokasi tewasnya Sandong untuk mencari sang pelaku. 

Tak berhasil menemukan pelakunya, kelompok warga Dayak melampiaskan kemarahannya dengan merusak sembilan rumah, dua mobil, lima motor, dan dua tempat karaoke, milik warga Madura.

Penyerangan ini lantas membuat 1.335 orang Madura mengungsi. 

Baca juga: Sejarah Konflik di Kamboja (1955-1979)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com