Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jahja Daniel Dharma: Masa Muda, Peran, dan Perjuangan

Kompas.com - 08/07/2021, 12:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Kala itu, ekspor sangat penting mengingat kas negara yang menipis. Tahun 1947, John Lie ditugaskan menjadi mengawal kapal pembawa 800 ton karet. 

Karet itu nantinya akan diberikan ke perwakilan Indonesia di Singapura, Oetojo Ramelan. 

Perjalanan yang harus John Lie lalui tidaklah mudah. Ia harus menembus barisan blokade Belanda. 

Karena tugas itu, John Lie pun rutin melakukan operasi untuk menembus blokade Belanda. Hasil bumi yang ia bawa ke Singapura kemudian ditukarkan dengan sebuah senjata. 

Kemudian senjata itu akan diserahkan kepada penjabat yang ada di Sumatra untuk melawan Belanda. 

Perjalanan sulit lain yang juga ia lalui adalah ketika John Lie menggunakan kapal yang terlalu kecil untuk mengarungi gelombang samudera. Kapal tersebut bernama The Outlaw.

Ketika sedang membawa 18 drum, John Lie sempat tertangkap perwira Inggris. Setelah diadili di Singapura, John Lie dibebaskan karena tidak terbukti bersalah. 

Sesudah menyerahkan senjata pada Bupati Usman Effendi dan Abusamah, John Lie mendapat surat dari Syahbandar.

Dalam surat tersebut dikatakan bahwa The Outlaw merupakan kapal Indonesia. Kapal itu kemudian diberi nama resmi PPB 58 LB. 

Seminggu kemudian John Lie kembali ke Port Swettenham di Malaya. 

Ia turut mendirikan pangkalan Angkatan Laut yang menyuplai bahan bakar, makanan, dan senjata untuk kebutuhan perjuangan kemerdekaan Indonesia. 

Tahun 1950, KASAL Laksamana TNI R Soebijakto memanggil John Lie. Ia ditugaskan menjadi Komandan Kapal Perang Rajawali. 

Selain itu, John Lie juga aktif dalam penumpasan Republik Maluku Selatan dan PRRI/Permesta. 

Baca juga: Teuku Muhammad Hasan: Masa Muda, Kiprah, dan Perjuangan

Akhir Hidup

John Lie wafat pada 30 Agustus 1966. 

Untuk mengenang jasa-jasanya, ia diberi gelar Pahlawan Nasional Indonesia dan Bintang Mahaputera Adipradana oleh Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono, 9 November 2009. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com