KOMPAS.com - Kerajaan Kediri adalah salah satu kerajaan di Jawa yang bercorak Hindu.
Kerajaan ini memiliki banyak nama lain, di antaranya adalah Kadiri, Daha, dan Panjalu.
Kerajaan Kediri didirikan pada abad ke-11, lebih tepatnya pada tahun 1045, dengan pusat pemerintahan di Dahanapura, Kediri, Jawa Timur.
Pada masanya, kerajaan ini memiliki kekuasaan yang luas, hingga meliputi seluruh Pulau Jawa dan sebagian Sumatera.
Bahkan pengaruhnya sangat kuat hingga mampu menyaingi pengaruh Kerajaan Sriwijaya.
Raja-raja Kerajaan Kediri adalah keturunan dari Airlangga, raja Kerajaan Kahuripan.
Raja Airlangga membagi Kerajaan Kahuripan menjadi dua, yaitu Kerajaan Panjalu dan Jenggala.
Pembagian dilakukan karena Airlangga tidak ingin sepupunya, yaitu Sri Samarawijaya, dan putranya, Mapanji Garasakan, terlibat perebutan takhta.
Untuk menghindari perpecahan, Airlangga memberikan Kediri (Panjalu) pada Samarawijaya, dan Jenggala (Kahuripan) kepada Mapanji.
Kedua kerajaan ini dipisahkan oleh Gunung Kawi dan Sungai Brantas.
Baca juga: Sejarah Berdirinya Kerajaan Pajang
Meski kerajaan telah dibagi dua, Samarawijaya dan Mapanji tetap berseteru karena sama-sama merasa berhak atas seluruh takhta Airlangga.
Peperangan di antara keduanya pun terus terjadi hingga 60 tahun lamanya.
Pada akhirnya, Kerajaan Kediri lebih unggul dari Kerajaan Jenggala.
Asal-usul Kerajaan Kediri banyak tertuang dalam kitab sastra, salah satunya dalam kakawin Bharatayudha yang ditulis Mpu Sedah dan Mpu Panuluh.
Kitab ini menceritakan tentang kemenangan Kediri atau Panjalu atas Jenggala.
Sejak berdiri pada 1045, Kerajaan Kediri terus berkembang hingga menjadi sebuah kerajaan yang cukup kuat di Jawa.
Referensi: