KOMPAS.com - Konfrontasi Indonesia-Malaysia adalah sebuah peristiwa perang terkait persengketaan wilayah dan penolakan penggabungan wilayah Sabah, Brunei, dan Sarawak.
Pertikaian ini terjadi antara Federasi Malaysia dan Indonesia pada tahun 1962 - 1966.
Peristiwa konfrontasi Indonesia-Malaysia ini bahkan membuat Indonesia keluar dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1965.
Baca juga: Ki Hadjar Dewantara: Kehidupan, Kiprah, dan Semboyannya
Pada pertengahan abad ke-18, tanah Malaya memang sudah dikuasai oleh Inggris, sampai akhirnya Inggris memutuskan memberi kemerdekaan kepada Malaysia pada 8 Februari 1956.
Lima tahun berselang, pada 1961, terdapat rencana pembentukan Negara Federasi Malaysia.
Rencananya Malaysia akan terbentuk dari Persekutuan Tanah Melayu, Singapura, Sarawak, Brunei, dan Sabah.
Namun, rencana tersebut ditentang oleh Presiden Soekarno.
Ia berpendapat bahwa Malaysia hanya menjadi boneka Inggris yang nantinya akan mengancam kemerdekaan Indonesia.
Selain Indonesia, Filipina juga menolak berdirinya Negara Federasi Malaysia.
Filipina juga mengklaim atas Sabah, karena daerah itu memiliki hubungan sejarah dengan Filipina melalui Kesultanan Sulu.
Akibat adanya pertentangan tersebut, timbul Konfrontasi Indonesia-Malaysia.
Baca juga: Kabinet Ali Sastroamijoyo I: Susunan, Program Kerja, dan Pergantian
Indonesia mengupayakan diplomasi untuk menyelesaikan masalahnya dengan Malaysia.
Pada 31 Mei 1963, Presiden Soekarno bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Tuanku Abdul Rahman di Tokyo, Jepang.
Pertemuan tersebut kemudian berlanjut lewat Konferensi Tingkat Menteri Luar Negeri di Manila, Filipina pada 7 sampai 11 Juni 1963.
Melalui pertemuan tersebut, Filipina dan Indonesia resminya menyetujui untuk menerima pembentukan Negara Federasi Malaysia.