Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Lupercalia, Festival Berdarah yang Jadi Cikal Bakal Hari Valentine?

Lupercalia dikenal sebagai perayaan berdarah dan penuh kekerasan, bahkan bermuatan kekerasan seksual.

Festival ini diisi dengan pengorbanan hewan, perjodohan dan berpasangan secara acak, dengan harapan mengusir roh jahat dan kemandulan.

Beberapa sejarawan percaya bahwa Lupercalia adalah cikal bakal Hari Valentine, yang kini dirayakan oleh banyak orang di seluruh dunia sebagai hari kasih sayang.

Bagaimana Lupercalia bisa dikaitkan dengan Hari Valentine? Berikut ini sejarahnya.

Asal-usul festival Lupercalia

Melansir History, meski tidak diketahui pasti asal-muasal Lupercalia, festival ini diyakini sudah ada sejak abad ke-6 SM.

Menurut legenda Romawi kuno, sejarah festival Lupercalia dapat ditelusuri dari era Raja Amulius, yang memerintahkan agar keponakan kembarnya yang masih bayi, Romulus dan Remus, ditenggelamkan di Sungai Tiber.

Hal itu sebagai hukuman atas pelanggaran sumpah selibat yang dilakukan oleh ibu Romulus dan Remus.

Karena pelayan yang diperintahkan tidak tega, Romulus dan Remus hanya dimasukkan ke keranjang dan dihanyutkan, tidak ditenggelamkan.

Dewa Sungai membawa keranjang bayi kembar tersebut hingga ke hilir dan tersangkut di dahan.

Romulus dan Remus kemudian diselamatkan oleh seekor serigala betina, yang merawat mereka di kaki Bukit Palatine (Roma).

Peristiwa itu membawa Romulus dan Remus ke dalam pelukan pasangan penggembala, yang membesarkan mereka hingga dewasa.

Singkat cerita, setelah Romulus dan Remus berhasil membunuh Raja Amulius, mereka menemukan gua sarang serigala betina yang merawatnya dan menamakannya Lupercal.

Diduga, festival Lupercalia digelar untuk menghormati si serigala betina dan untuk menyenangkan dewa kesuburan Romawi, Lupercus.

Romulus dan Remus kemudian dikenal sebagai pendiri Kota Roma.

Perayaan festival Lupercalia

Rangkaian festival Lupercalia berlangsung di beberapa tempat, mulai dari Gua Lupercal, di Bukit Palatine, dan di tempat pertemuan terbuka bangsa Romawi yang disebut Comitium.

Di Gua Lupercal, festival dibuka dengan penyembelihan seekor kambing jantan, yang melambangkan seksualitas, dan seekor anjing, oleh Luperci, sekelompok pendeta Romawi.

Setelah itu, pisau yang masih bersimbah darah hewan kurban, dioleskan pada dahi dua orang Luperci yang telanjang.

Noda darah kemudian dihapus menggunakan sepotong kain wol yang telah direndam dalam susu.

Ritual pengorbanan disusul dengan pesta bertelanjang atau setengah telanjang, dan perjodohan atau berpasangan secara acak.

Tidak jarang, pasangan yang berjodoh dalam festival Lupercalia benar-benar jatuh cinta dan akhirnya menikah.

Seiring waktu, unsur ketelanjangan dalam festival Lupercalia menghilang.

Festival ini menjadi lebih sakral, meski tetap ada unsur kekerasan seperti pencambukan kelompok perempuan oleh laki-laki.

Keterkaitan Lupercalia dan Hari Valentine

Versi sejarah Valentine yang populer berakar dari kisah Santo Valentinus, yang dipenggal oleh kaisar Romawi pada 14 Februari 270.

Santo Valentinus adalah seorang Uskup Agung yang disebut-sebut sebagai pelindung orang-orang yang sedang jatuh cinta.

Hari Valentine diperingati setiap 14 Februari untuk mengenang Santo Valentinus, yang dieksekusi oleh Kaisar Romawi Claudius II pada hari itu.

Atas perintah kaisar Romawi, Santo Valentinus dipenjara karena membantu orang-orang Kristen Katolik yang teraniaya dan diam-diam menikahkan umat Kristen yang sedang jatuh cinta.

Selama dipenjara, Valentinus juga mencoba mengajak Kaisar Claudius II masuk Kristen.

Murka, Kaisar Claudius II memerintahkan Valentinus untuk meninggalkan keyakinannya atau ia akan dipenggal.

Valentinus memilih untuk dieksekusi daripada harus meninggalkan keyakinannya.

Ada pula yang menceritakan bahwa ketika Valentinus dipenjara, ia mengajari seorang gadis tunanetra bernama Julia, yang tidak lain adalah putri dari sipir penjaranya.

Konon, setelah Valentinus dan Julia berdoa, Julia mendapatkan kembali penglihatannya.

Menjelang eksekusinya, Valentinus menulis pesan untuk Julia dan menuliskan, “Dari Valentinemu”.

Meski cerita tersebut sangat populer, beberapa sejarawan percaya bahwa ada lebih dari satu pria bernama Valentinus yang dieksekusi oleh Kaisar Claudius II.

Terlepas dari ambiguitas seputar Valentinus dan kehidupannya, Gereja Katolik menetapkannya sebagai Martir Kristen dalam Martirologi Romawi pada 14 Februari.

Martir Kristen adalah orang yang berani berjuang hingga mati untuk membela iman dan kepercayaannya terhadap Yesus Kristus.

Sosok Valentinus, yang dikenal sebagai pelindung orang-orang yang sedang jatuh cinta, menjadi identik dengan romansa.

Pada akhir abad ke-5, festival Lupercalia ditiadakan, setelah Paus Gelasius I menyatakan bahwa 14 Februari adalah hari untuk mengenang kemartiran Santo Valentinus.

Berbeda dari penerimaan masyarakat modern yang menganggap arti 14 Februari sebagai hari kasih sayang, maksud dari Paus Gelasius I diyakini bukan untuk merayakan cinta.

Faktanya, beberapa pakar Alkitab memperingatkan umat Kristiani untuk tidak merayakan Hari Valentine karena dianggap berakar dari ritual kaum pagan.

Lantas, apakah perayaan Hari Valentine didasarkan pada festival Lupercalia?

Sebagaimana tradisi kuno lainnya, masih banyak ketidakjelasan seputar asal-usul festival Lupercalia maupun pengaruhnya terhadap perayaan Hari Valentine.

Para sejarawan yang mengaitkan festival Lupercalia dengan asal-usul Valentine, mungkin melihat pada beberapa unsur perayaan Valentine yang tampak berkorelasi dengan ritual Lupercalia.

Misalnya penggunaan warna merah pada pernak-pernik Hari Valentine, yang dimaknai melambangkan ritual kurban dalam festival Lupercalia.

https://www.kompas.com/stori/read/2024/02/17/090000479/lupercalia-festival-berdarah-yang-jadi-cikal-bakal-hari-valentine-

Terkini Lainnya

4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

Stori
Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Stori
Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Stori
Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Stori
Sejarah Penemuan Angka Romawi

Sejarah Penemuan Angka Romawi

Stori
7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

Stori
Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Stori
7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

Stori
Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Stori
Sejarah Pura Luhur Batukaru di Tabanan

Sejarah Pura Luhur Batukaru di Tabanan

Stori
Kemajuan Peradaban Islam pada Masa Bani Umayyah di Andalusia

Kemajuan Peradaban Islam pada Masa Bani Umayyah di Andalusia

Stori
Kemajuan Peradaban Islam pada Masa Bani Umayyah di Damaskus

Kemajuan Peradaban Islam pada Masa Bani Umayyah di Damaskus

Stori
Kehidupan Ekonomi Manusia pada Masa Bercocok Tanam

Kehidupan Ekonomi Manusia pada Masa Bercocok Tanam

Stori
Latar Belakang Lahirnya Sumpah Pemuda

Latar Belakang Lahirnya Sumpah Pemuda

Stori
Prasangka dalam Keberagaman

Prasangka dalam Keberagaman

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke