Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Benteng Rum, Penjaga Ibu Kota Kerajaan Tidore

Titik lokasi benteng ini berada di sisi barat Pulau Tidore, berhadapan langsung dengan Pulau Maitara, yang berada di antara Pulau Tidore dan Ternate.

Pada zaman dulu, Rum pernah menjadi ibu kota Kerajaan Tidore.

Benteng Rum merupakan benteng pertahanan Kerajaan Tidore, sebelum ibu kotanya dipindahkan ke Toloa.

Peran benteng ini sangat vital, karena Rum selalu mendapat serangan dari Ternate, yang saat itu sering terlibat perang dengan Tidore.

Berikut ini sejarah Benteng Rum di Tidore.

Sejarah Benteng Rum

Benteng Rum terkadang disebut sebagai Benteng Rumo, Romeo, Rumi, atau Romtua.

Melansir laman Kemdikbud, benteng ini didirikan oleh bangsa Portugis di bukit tanjung yang sangat curam.

Akan tetapi, tidak diketahui kapan Benteng Rum didirikan.

Pada 1605, benteng ini telah diduduki oleh Belanda di bawah komando Cornelis Sebastiaansz dan sekutu-sekutunya dari Ternate.

Setelah itu, Benteng Rum sempat direbut oleh bangsa Spanyol.

Wilayah Rum yang sering diperebutkan oleh bangsa asing menjadi salah satu alasan ibu kota Kerajaan Tidore akhirnya dipindahkan.

Daerah Rum memang sangat penting sebagai sarana untuk mengamati dan mengendalikan pantai selatan Ternate sekaligus Pulau Maitara.

Tidak akan ada kapal musuh yang bisa melewati perairan di sekitar benteng tanpa disadari.

Pada 1627, Belanda telah merebut kembali Benteng Rum dan menambah bangunannya.

Saat itu, Benteng Rum menjadi berdenah persegi berukuran 15 x 20 meter dan dilengkapi dengan empat buah artileri.

Struktur penyusun dinding benteng didominasi oleh batuan andesit dengan lapisan perekat.

Benteng ini dibangun dengan memanfaatkan kontur lahan sekitarnya, sehingga sisi dinding yang berhadapan dengan laut tampak menyerupai sebuah tanggul.

Pada 1664, Belanda memberikan Benteng Rum kepada Sultan Saifuddin, yang memerintah di Kerajaan Tidore dari 1657 hingga 1687.

Sultan Saifuddin memanfaatkan benteng ini sebagai barak untuk orang Belanda yang menjadi pengawalnya.

Pada 1930-an, kondisi Benteng Rum masih relatif baik. Namun, pada perkembangannya, bangunan benteng justru dirusak oleh pembuatan jalan pantai.

Bagian yang tersisa hanya sebagian kecil dari struktur bundar di tepi bukit yang menghadap ke laut.

Kini, keseluruhan bangunan Benteng Rum sudah rusak dimakan usia. Dindingnya hampir tidak terlihat karena tenggelam oleh akar pepohonan.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/10/25/120000379/benteng-rum-penjaga-ibu-kota-kerajaan-tidore

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke