Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Modifikasi Wukuf

Tepat di depan terowongan tol Mina, bus-bus macet dari siang sampai sore hari. Penulis bersama dengan tim Monitoring Kementerian Agama, bersama Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’di, Stafsus dan Staf Ahli di bawah pimpinan Prof. Abu Rohmat bergerak pada jam 10 malam.

Di tenda-tenda Arafah yang sudah nyaman dan modifikasi modern, para jamaah sudah ditentukan tempatnya dari sebelas sektor dan 556 kloter. Penempatan sudah rapi.

Itulah pelaksanaan wukuf (rehat) di padang Arafah yang tekenal ganas itu. Semua tenda ber-AC. Masjid sektor juga terbuat dari tenda bertiang besi. AC berlipat-lipat.

Para jamaah dan petugas lebih banyak tinggal di tenda-tenda dan mengurangi terik alam terbuka. Udara mencapai 47 derajat.

Wuquf asal katanya berhenti, dalam bahasa Inggris stop. Qif hina ya Habibi (berhenti di sini saudaraku), sering kita dengar dari arahan polisi-polisi Mekkah.

Pada khotbah wuquf di tenda Amirul haj, 9 Dzulhijjah, Habib Ali Hasan al-Bahar mengembalikan tema wuquf ke Nabi Adam dan Ibrahim. Nabi Muhammad menyampaikan khotbah perpisahan (wada) pada saat wuquf.

Ibadah haji mengembalikan memori soal asal muasal manusia. Habib Bahar kembali ke doktrin teologi.

Namun, Penulis mengambil hikmah dari wukuf dengan cara mengembalikan asal muasal rehat pada masyarakat peralihan nomaden (pindah-pindah) ke sedentari (mukim tetap).

Perlu dicatat bahwa Islam bertradisi Semitik, lahir di Timur Tengah tempat peralihan banyak pola hidup manusia.

Masyarakat nomaden Baduwi mendominasi Timur Tengah dari gurun-gurun Afrika sampai bebatuan Jazirah Arab.

Wukuf pada haji mengingatkan kita pada masyarakat nomaden pastoral, yang ditandai dengan peternakan.

Masyarakat nomaden sedikitnya ada dua: nomaden awal berupa pemburu dan pengumpul (hunter and gatherer) dan nomaden pastoral (peternak).

Nomaden hunter bisa dilihat di suku-suku Amazon, Aborigin Australia, Papua, atau kedalaman Kalimantan. Nomaden jenis ini berpindah-pindah bergantung pada hewan buruan dan tanaman. Mereka kurang melibatkan tenda.

Masyarakat nomaden pastoral banyak contohnya, suku-suku Mongol, Kuchi di Afghanistan, Tuareg di Sahara yang tersebar di berbagai negara Nigeria, Mali, dan Burkina Faso.

Suku-suku Arab termasuk nomaden pastoral. Dalam kitab Sirah (biografi), ketika muda Nabi Muhammad SAW adalah pengembala. Dua malaikat datang membelah dada sang pengembala.

Islam, Kristen, dan Yahudi bertradisi nomaden pastoral. Kosa kata dan kisah-kisah Nabi Perjanjian lama menceritakan masyarakat nomaden pastoral.

Menurut Kitab Keluaran Perjanjian Lama, Nabi Musa (Moses) mengembala kambing-kambing mertuanya, Jethro.

Nabi Isa (Yesus) jelas pengembala dalam banyak arti, pengembala sesusungguhnya dan sekaligus pengembala umat (misal Yohanes 1: 29 dan Yeyasa 53: 7). Para pendeta disebut pastor.

Mengembala domba dan unta adalah bentuk kepemimpinan. Pengembala menggiring ternaknya dengan telaten untuk mengendalikan mereka. Mengembala juga mengurus dan momong umat.

Saya kira, wukuf adalah rehat dari gerakan nomaden pastoral. Wukuf zaman dulu tentu berat, dengan udara yang panas, harus mendirikan tenda untuk rehat, sambil melihat domba atau unta berkeliaran.

Dalam wukuf, Nabi Muhammad sendiri mendirikan tenda dan harus balik lagi ke Mekkah untuk tawaf, kira-kira 16 km. Setelah itu harus ke Muzdalifah untuk mabit (break) dan ke Mina untuk lempar jumrah.

Saat ini, karena padatnya lalu lintas menyebabkan kemungkinan lambatnya konsumsi dan bantuan kesehatan.

Saya rasa kurang tepat menyamakan antara wukuf di Arafah dengan meditasi di Buddhisme. Meditasi adalah diam diri penuh konsentrasi pada kesadaran diri sendiri.

Sementara wukuf sama seperti shalat Jumat, Idul Fitri atau Idul Adha. Dimulai dari pembacaan talbiyah dengan pengeras suara, semua jamaah mengikuti.

Diikuti khotbah yang panjang. Hampir tidak ada diam diri dalam wukuf. Selesai shalat zuhur dijadikan satu dengan asar (jamak qasar taqdim) baru para jamaah tidur, atau mondar-mandir di luar tenda. Meditasi mengajarkan diam diri dan sepi.

Ritual dalam Islam rata-rata berjamaah dan sangat meriah. Islam adalah agama jamaah yang melibatkan mobilisasi sosial, ekonomi, politik dan hal-hal kerumunan.

Khotbah dalam wukuf berapi-api penuh semangat membara, tidak dalam situasi meditatif ala Buddhisme.

Wukuf sudah jauh dimodifikasi tidak sama dengan rehatnya masyarakat nomaden pastoral. Kejamnya terik Matahari sudah dikurangi AC.

Tenda-tenda sudah disiapkan oleh panitia. Nomaden di Mongolia, Afghanistan, atau Baduwi Arab harus menyiapkan tenda sendiri.

Tantangan dalam wukuf modern adalah organisasi massa jamaah. Penyediaan sarana dasar manusia seperti toilet, konsumsi, dan transportasi adalah persoalan.

Antrean panjang pada semua kegiatan. Jalan-jalan antara Arafah, Muzdalifah, Mina dan Mekkah macet berjam-jam. Pojok-pojok, perempatan, pertigaan banyak ditutup.

Setelah sorenya, ibadah wukuf selesai, banyak Jamaah yang berjalan kaki semalaman untuk mencapai Ka’bah untuk ritual tawaf ifadah (kelilling Ka’bah dan termasuk wajib haji).

Saat ini manusia sudah melewati fase nomaden pemburu, nomaden pastoral, atau sedentari (pemukiman dan pertanian). Kita sudah berubah jauh menjadi masyarakat industri dan dikuasai oleh selera pasar global dan modal kapitalisme.

Haji adalah nostalgia manusia untuk kembali ke masa pastoral. Dalam kacamata teologi penceramah mengembalikan semuanya kepada para nabi dengan tafsir modernya, Nabi Ibrahim dulu mampir di Arafah. Nabi Adam juga.

Manusia modern berusaha rujuk dengan caranya sendiri, dengan bantuan teknologi dan fasilitas modern seperti menggunakan bus-bus, tidak dengan onta dan hewan ternaknya.

Masyarakat nomaden pastoral akhirnya menguasai dunia. Yahudi dan Kristen memerintah dunia. Islam juga menguasai dunia.

Nomaden pastoral adalah cikal bakal masyarakat modern global. Dengan modal efektifitas mengendarai kuda sambil memanah, Mongolia, di bawah Kubelai Khan (1215-1294), menaklukan China, serta menguasai politik dan perdagangan dunia.

Masyarakat nomaden penanda peralihan perjalanan manusia menuju lahirnya hiruk pikuk kebudayaan dan peradaban. Wukuf adalah usaha nostalgia mengingat rehatnya masyarakat nomaden pastoral di tenda-tenda Arafah.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/06/29/070000679/modifikasi-wukuf

Terkini Lainnya

Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Stori
6 Peninggalan Kerajaan Ternate

6 Peninggalan Kerajaan Ternate

Stori
Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Stori
Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Stori
Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Stori
Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Stori
4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

Stori
Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Stori
Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Stori
Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Stori
Sejarah Penemuan Angka Romawi

Sejarah Penemuan Angka Romawi

Stori
7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

Stori
Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Stori
7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

Stori
Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke