KOMPAS.com - Keris menjadi senjata yang sangat populer di Indonesia, khususnya Pulau Jawa. Diperkirakan keris sudah dikenal masyarakat Indonesia sejak abad ke-9. Terbukti dari beberapa kisah tradisional, seperti Ken Arok dan Ken Dedes.
Senjata keris milik Indonesia resmi diakui UNESCO, sebagai Warisan Budaya Dunia Non-Bendawi. Keris tidak hanya dipakai sebagai senjata, namun juga dipercaya memiliki kekuatan supranatural.
Kerajinan tangan yang terinspirasi dari kebudayaan lokal nonbenda yang memiliki bagian mata, hulu, dan sarung, yaitu keris. Senjata keris memang termasuk dalam kerajinan tangan dan di dalamnya terkandung nilai-nilai kebudayaan dan tradisional.
Menurut Fatkurrohman dan Rifchatullaili dalam jurnal Keris dalam Tradisi Santri dan Abangan (2018), keris berasal dari bahasa Jawa Kuno, yang merujuk pada kata ‘kris’ dalam bahasa Sanskerta, artinya menghunus.
Keris juga sering diartikan sebagai senjata perang jarak pendek. Senjata tradisional ini sering digunakan di kawasan Pulau Jawa, Sunda, hingga Sumatera.
Baca juga: Keunikan Keris Khas Bali
Mengutip dari buku Keris dalam Perspektif Keilmuan (2011) oleh Waluyo Wijayatno dan Unggul Sudrajat, keris dibuat dari bahan dasar besi, baja, serta bahan pamor.
Untuk bahan pamor dibedakan menjadi empat jenis, yakni:
Keris dibuat dengan cara ditempa berulang-ulang kali, lalu dibuat berlapis-lapis. Pada zaman sekarang, keris paling sedikit dibuat dari 64 lapisan berbahan besi dan pamor.
Agar bisa membuat keris berkualitas sederhana, setidaknya dibutuhkan lapisan sebanyak 128 buah. Sedangkan untuk menciptakan keris berkualitas baik, haruslah dibuat lebih dari dua ribu lapisan.
Untuk bisa mendapat ketajaman keris yang baik, pada bagian tengahnya harus disisipkan lapisan baja. Setelah itu keris akan terus ditempa dan diberi lapisan, supaya lebih kuat.
Baca juga: Keunikan Keris Tumbuk Lada, Senjata Khas Jambi
Fungsi utama keris adalah sebagai senjata tradisional. Namun, pada saat ini, keris lebih berfungsi sebagai bagian atau kelengkapan pakaian adat Jawa. Keris juga berfungsi sebagai kerajinan tangan atau benda seni yang banyak disimpan oleh masyarakat.
Keris juga sering dimanfaatkan dalam aktivitas manusia, yakni untuk perlengkapan petunjukan wayang, pertunjukan ketoprak, pertunjukan budaya, acara bersih desa, dan lainnya.
Bagi beberapa masyarakat, keris dianggap sebagai benda pusaka yang mampu menyembuhkan penyakit, mengusir setan, mendatangkan hujan, dan lain sebagainya.
Dalam jurnal Makna Keris dan Pengaruhnya terhadap Masyarakat di Surakarta (2008) karya Akhmad Arif Musadad, disebutkan bahwa keris sebagai benda pusaka dipercaya memiliki kekuatan supranatural atau menyimpan kekuatan gaib. Sehingga masyarakat banyak yang mengagumi, menghormati, dan menjaga keris dengan baik.
Baca juga: Senjata Tradisional Sulawesi Tenggara
Keris juga dipandang sebagai peninggalan budaya yang harus dijaga keberadaannya. Tidak heran jika hingga saat ini, keberadaan keris masih bisa kita temui dalam kehidupan sehari-hari, baik di masyarakat ataupun tersimpan baik dalam museum sebagai peninggalan budaya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.