Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unsur-Unsur Intrinsik Cerita Fiksi

Kompas.com - 27/02/2021, 15:09 WIB
Serafica Gischa

Penulis

KOMPAS.com - Kata fiksi berasal dari bahasa latin fictum yang artinya membentuk, membuat, mengadakan, dan menciptakan.

Sedangkan dalam bahasa Indonesia, kata fiksi artinya sesuatu yang dibentuk. Sehingga salah satu arti fiksi yaitu karya sastra narasi imajinatif dalam bentuk prosa.

Berikut penjelasan unsur-unsur crita fiksi:

Latar (setting)

Dalam buku Analisis Fiksi (2012) oleh F. Aziez dan Abdul Hasim, latar adalah latar peristiwa dalam karya fiksi, berupa tempat, waktu, atau peristiwa yang memiliki fungsi fisikal dan psikologis.

Latar dalam cerita fiksi tidak semata-mata untuk latar yang bersifat fisikal saja, melainkan menuansakan makna tertentu serta mampu menciptakan emosi atau kejiwaan pembaca.

Baca juga: Cerita Fiksi: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Jenisnya

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan latar dalam cerita fiksi, yaitu:

  1. Latar bersifat fisikal berhubungan dengan tempat serta benda-benda di lingkungan sekitar. Sedangkan latar bersifat psikologis berupa lingkungan atau nuansa yang mampu menggugah emosi pembaca.
  2. Latar fisikal terbatas pada sesuatu yang bersifat fisik, sedangan psikologis berupa suasana maupun sikap serta jalan pikiran.
  3. Latar fisikal mampu dipahami secara tersurat, sedangkan psikologis perlu penghayatan dan penafsiran.

Penokohan dan perwatakan

Tokoh merupakan pelaku yang membawa cerita dalam cerita fiksi, sehingga terjalin sebuah kisah. Sedangkan, penokohan dapat diartikan sebagai cara pengarag menampilkan tokoh dana cerita.

Tokoh dalam cerita fiksi dibedakan atas tokoh utama dan tambahan. Tokoh dalam cerita fiksi memiliki watak yang sama seperti manusia di dunia nyata.

Baca juga: Jenis dan Isi Buku Nonfiksi

Terdapat dua sebutan untuk perwatakan tokoh cerita fiksi, yaitu pelaku protagonis (watak baik) dan pelaku antagonis (watak jahat atau buruk).

Cara penulis untuk menggambarkan rupa, watak, dan tokoh, di antaranya:

  1. Melukiskan bentuk lahir
  2. Melukiskan jalan pikiran pelaku
  3. Melukiskan bagaimana reakis pelaku terhadap peristiwa-peristiwa
  4. Pengarang secara langsung menganalisis watak pelaku
  5. Pengarang melukiskan keadaan sekitar tokoh
  6. Pengarang menggambarkanbagaimana pandangan pelaku lain dalam cerita terhadap pelaku utama
  7. Pelaku lain dalam cerita membicarakan keadaan pelaku utama

Sebutan untuk pelaku dalam cerita fiksi, yaitu:

  1. Simple character, untuk pelaku tambahan
  2. Complex character, untuk pelaku yang kemunculannya banyak dibebani masalah
  3. Pelaku dinamis, pelaku yang mengalami perubahan dan perkembangan batin
  4. Pelaku statis, pelaku yang tidak menunjukkan adanya perubahan dan perkembangan

Baca juga: Contoh Komentar Buku Fiksi dan Nonfiksi

Alur (plot)

Alur sebagai struktur penceritaan atau sebagai alur kejadian yang titik beratnya pada adanya hubungan sebab-akibat. Tahap-tahap alur dalam fiksi, sebagai berikut:

  • Eksposisi (tahap awal)

Pada tahap ini, diperkenalkan para tokoh pelaku kepada pemcaba, situasi para tokoh, rencana konflik yang akan terhadi, dan ghambaran mengenai resolusi fiksi.

  • Komplikasi

Komplikasi merupakan bibit-bibit unstrik yang berkembang menjadi konflik. Tokoh utama menemui hambatan yang menjauhkan dia dari tujuannya.

Dalam komplikasi, pembaca mempelajari serta memahami tipe sosok tokoh utama yang sesungguhnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com