Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tari Lengger Lanang, Tarian Tradisional Banyumas

Kompas.com - 15/02/2021, 19:10 WIB
Ari Welianto

Penulis

Alasan selanjutnya dalam tradisi Keraton Yogyakarta, perempuan hanya boleh menari di depan raja. Tradisi perempuan menari di depan umum (bukan di depan raja) baru terjadi pada abad ke-20.

Baca juga: Konferensi Pers: Pengertian dan Kegunaannya

Secara garis besar fungsi Lengger sebagai ritual. Pada masa itu, Lengger dimainkan di punden (tempat sakral), diperlukan waktu tersendiri untuk melakukan kesenian ini, biasanya pada masa panen atau bersih desa.

Pemain yang dipilih pun tidak sembarangan, yakni pemain yang dianggap bersih secara spiritual.

Pertunjukkan Tari Lengger

Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemdikbud), dalam pertunjukannya kesenian Lengger terbagi menjadi empat babak atau adegan.

Babak pertama adalah babak Gamyongan, babak kedua babak Lenggeran, babak ketiga adalah babak Badhutan atau Bodhoran, dan yang terakhir adalah babak Baladewaan.

pada babak Lenggeran sering terjadi adanya adegan banceran atau para penonton khususnya laki-laki ikut menari bersama Lengger dengan memberi uang (sawer).

Baca juga: Komite Nasional Indonesia (KNIP): Tujuan Pembentukan dan Tugasnya

Lengger merupakan istilah Jarwo Dhosok atau gabungan kata yang mempunyai arti. Lengger "Darani Leng Jebule Jengger" yang dapat di artikan bahwa dikira wanita ternyata laki-laki.

Sekarang Lengger Banyumasan umumnya ditampilkan oleh kaum wanita, tetapi disebagian daerah masih memiliki Lengger lanang dengan penari laki-laki yang berdandan layaknya perempuan.

Makna Tari Lengger

Kesenian Lengger Banyumasan merupakan sebuah kesenian yang memiliki kesuburan dan religi.

Masyarakat Banyumas percaya jika kesenian tersebut mengandung nilai kesuburan. Masyarakat menganggap Lengger adalah "Ana Celeng Gawe Geger", yang artinya pada zaman dahulu ketika musim panen tiba, Babi hutan atau Celeng dari hutan turun ke lahan pertanian untuk merusak yang sedang panen tersebut.

Sehingga membuat masyarakat gagal panen. Kemudian masyarakat punya ide untuk mengusir binatang-binatang tersebut dengan berbagai macam tetabuhan dan bunyi-bunyian.

Baca juga: Sikap Cinta Tanah Air dan Cara Menanamkannya

Di mana dibunyikan secara bersamaan oleh kaum pria, untuk kaum wanita melakukan gerakan secara spontan dengan melambai-lambaikan tangan ke kanan dan ke kiri untuk mengusir binatang dengan mengikuti alunan musik.

Kegiatan tersebut terus dilakukan hingga menjadi sebuah tradisi dengan lahirnya kesenian Lengger Banyumasan di masyarakat.

Dulu sebelum melakukan pertunjukkan, penari akan melakukukan ritual terlebih dahulu seperti, puasan senin dan kamis, atau bermeditasi di tempat tertentu.

Itu dilakukan untuk mengundang indang (roh yang merasuki penari Lengger).

Seorang yang memperoleh indang dapat menari dan menembang sangat baik tanpa berlatih.

Gerak Tari Lengger

Gerak tari Lenggersangat sederhana dan belum ada pakem untuk detail geraknya. Pada dasarnya masyarakat dahulu belum memiliki keterampilan yang khusus, seperti halnya yang di sebut Lengger "geleng-geleng, lengang lenggeng gawe geger”.

Baca juga: Sistem Kekerabatan: Pengertian dan Jenisnya

Untuk busana yang dikenakan yaitu mekak, kain jarik, dan sampur. Pada bagian kepala menggunakan sanggul jawa atau konde dengan perhiasan yang masih sederhana yaitu sisir yang dari belahan tanduk kerbau yang bentuknya menyerupai sirkam.

Perhiasan tersebut dahulu disebut dengan cundhuk, kemudian ada menthul dan giwang. Untuk iringan musik gamelan atau lebih spesifik lagi seperangkat alat musik calung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com