Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tari Lengger Lanang, Tarian Tradisional Banyumas

Kompas.com - 15/02/2021, 19:10 WIB
Ari Welianto

Penulis

KOMPAS.com- Tari Lengger merupakan tarian tradisional dan menjadi icon yang berasal dari daerah Banyumas, Jawa Tengah.

Lengger disebut juga ronggeng. Tarian Lengger merupakan pengembangan dari tarian sebelumnya yaitu tari Tayub.

Pada tari Lengger dimainkan oleh dua hingga empat orang laki-laki yang didandani serupa perempuan dengan pakaian khas. Hingga sekarang tarian tradisional tersebut masih sering ditampilkan dalam berbagai kegiatan.

Nama Tari Lengger di ambil dari kata “le” yang berarti anak laki–laki dan kata “ger“ yang berarti geger atau ramai.

Asal Usul Tari Lengger

Asal muasal di Banyumas tidak diketahui secara pasti, tapi banyak penelusuran mengenai tari-traian dalam ritual kesuburan semacam lengger.

Baca juga: Tari Lenggo, Tarian Klasik NTB

Dikutip dari buku Lengger Tradisi dan Transformasi (2000) karya Sunaryadi, ada dua kemungkinan munculnya kesenian Lengger. Ada yang menyebutkan kalau Lengger berasal dari Jatilawang, Banyumas.

Ada juga yang menyebutkan jika kesenian tradisional tersebut berasal dari Mataram dan masuk ke wilayah Kalibagor, Banyumas pada 1755.

Sebenarnya tari Lengger dibawakan oleh laki-laki tapi didandani layaknya perempuan. Sehingga seolah-olah tarian tersebut dibawakan oleh perempuan.

Tari Lengger Lanang diperkirakan muncul di Banyumas pada abad ke-18. Di mana pada masa itu Mangkunegaran VII memerintahkan tiga orang sastrawan berkeliling ke Jawa.

Kemudian menuliskan kehidupan masyarakat Jawa pada waktu itu.

Ketika berada di Banyumas, sastrawan tersebut menjumpai kesenian Lengger. Kesenian tersebut tertulis pada Serat Centhini.

Baca juga: Biografi W.R Supratman, Pencipta Lagu Kebangsaan Indonesia Raya

Dikutip dari buku Kebudayaan, Idelogi, Revitalisasi, dan Digitalisasi Seni Pertunjukkan Jawa dalam Gawai (2020), dalam tradisi di Banyumas, tari Lengger Lanang diadaptasi dari tarian Ronggeng. Hanya saja Ronggeng dibawakan oleh penari perempuan.

Dalam sejarahnya, Ronggeng merupakan kesenian rakyat untuk ritual bersih desa dan panen dengan menari di punden (tempat yang disakralkan).

Seperi halnya tari Bedhaya kakung di Keraton Yogyakarta, ada alasan mengapa laki-laki yang kemudian menari.

Alasannya, karena perempuan tidak selalu dianggap berada dalam keadaan bersih. Ada masa ketika perempuan mengalami menstruasi yang dianggap sedang tidak bersih.

Alasan selanjutnya dalam tradisi Keraton Yogyakarta, perempuan hanya boleh menari di depan raja. Tradisi perempuan menari di depan umum (bukan di depan raja) baru terjadi pada abad ke-20.

Baca juga: Konferensi Pers: Pengertian dan Kegunaannya

Secara garis besar fungsi Lengger sebagai ritual. Pada masa itu, Lengger dimainkan di punden (tempat sakral), diperlukan waktu tersendiri untuk melakukan kesenian ini, biasanya pada masa panen atau bersih desa.

Pemain yang dipilih pun tidak sembarangan, yakni pemain yang dianggap bersih secara spiritual.

Rianto menari diiringi musik calung. BBC News Indonesia / Famega Syavira Putri / Anindita Pradana Rianto menari diiringi musik calung.
Pertunjukkan Tari Lengger

Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemdikbud), dalam pertunjukannya kesenian Lengger terbagi menjadi empat babak atau adegan.

Babak pertama adalah babak Gamyongan, babak kedua babak Lenggeran, babak ketiga adalah babak Badhutan atau Bodhoran, dan yang terakhir adalah babak Baladewaan.

pada babak Lenggeran sering terjadi adanya adegan banceran atau para penonton khususnya laki-laki ikut menari bersama Lengger dengan memberi uang (sawer).

Baca juga: Komite Nasional Indonesia (KNIP): Tujuan Pembentukan dan Tugasnya

Lengger merupakan istilah Jarwo Dhosok atau gabungan kata yang mempunyai arti. Lengger "Darani Leng Jebule Jengger" yang dapat di artikan bahwa dikira wanita ternyata laki-laki.

Sekarang Lengger Banyumasan umumnya ditampilkan oleh kaum wanita, tetapi disebagian daerah masih memiliki Lengger lanang dengan penari laki-laki yang berdandan layaknya perempuan.

Makna Tari Lengger

Kesenian Lengger Banyumasan merupakan sebuah kesenian yang memiliki kesuburan dan religi.

Masyarakat Banyumas percaya jika kesenian tersebut mengandung nilai kesuburan. Masyarakat menganggap Lengger adalah "Ana Celeng Gawe Geger", yang artinya pada zaman dahulu ketika musim panen tiba, Babi hutan atau Celeng dari hutan turun ke lahan pertanian untuk merusak yang sedang panen tersebut.

Sehingga membuat masyarakat gagal panen. Kemudian masyarakat punya ide untuk mengusir binatang-binatang tersebut dengan berbagai macam tetabuhan dan bunyi-bunyian.

Baca juga: Sikap Cinta Tanah Air dan Cara Menanamkannya

Di mana dibunyikan secara bersamaan oleh kaum pria, untuk kaum wanita melakukan gerakan secara spontan dengan melambai-lambaikan tangan ke kanan dan ke kiri untuk mengusir binatang dengan mengikuti alunan musik.

Kegiatan tersebut terus dilakukan hingga menjadi sebuah tradisi dengan lahirnya kesenian Lengger Banyumasan di masyarakat.

Dulu sebelum melakukan pertunjukkan, penari akan melakukukan ritual terlebih dahulu seperti, puasan senin dan kamis, atau bermeditasi di tempat tertentu.

Itu dilakukan untuk mengundang indang (roh yang merasuki penari Lengger).

Seorang yang memperoleh indang dapat menari dan menembang sangat baik tanpa berlatih.

Gerak Tari Lengger

Gerak tari Lenggersangat sederhana dan belum ada pakem untuk detail geraknya. Pada dasarnya masyarakat dahulu belum memiliki keterampilan yang khusus, seperti halnya yang di sebut Lengger "geleng-geleng, lengang lenggeng gawe geger”.

Baca juga: Sistem Kekerabatan: Pengertian dan Jenisnya

Untuk busana yang dikenakan yaitu mekak, kain jarik, dan sampur. Pada bagian kepala menggunakan sanggul jawa atau konde dengan perhiasan yang masih sederhana yaitu sisir yang dari belahan tanduk kerbau yang bentuknya menyerupai sirkam.

Perhiasan tersebut dahulu disebut dengan cundhuk, kemudian ada menthul dan giwang. Untuk iringan musik gamelan atau lebih spesifik lagi seperangkat alat musik calung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

4 Faktor Penghambat Mobilitas Sosial

4 Faktor Penghambat Mobilitas Sosial

Skola
Mengenal 6 Jenis Gaya beserta Contohnya

Mengenal 6 Jenis Gaya beserta Contohnya

Skola
Mengapa Astronot Melayang-layang di Luar Angkasa?

Mengapa Astronot Melayang-layang di Luar Angkasa?

Skola
2 Cara Memperbesar Gaya Gesek Pada Suatu Benda

2 Cara Memperbesar Gaya Gesek Pada Suatu Benda

Skola
Mengapa Aluminium dan Tembaga Tidak Dapat Dibuat Menjadi Magnet?

Mengapa Aluminium dan Tembaga Tidak Dapat Dibuat Menjadi Magnet?

Skola
Apa Itu Digital Marketing?

Apa Itu Digital Marketing?

Skola
Kearifan Lokal: Pengertian dan Contohnya

Kearifan Lokal: Pengertian dan Contohnya

Skola
Apa Itu Penilaian Formatif?

Apa Itu Penilaian Formatif?

Skola
4 Arti Penting Perdamaian Dunia untuk Kemajuan Negara

4 Arti Penting Perdamaian Dunia untuk Kemajuan Negara

Skola
Mengapa Magnet Harus Dijauhkan dari Peralatan Elektronik?

Mengapa Magnet Harus Dijauhkan dari Peralatan Elektronik?

Skola
4 Tahap Pembentuk Kepribadian

4 Tahap Pembentuk Kepribadian

Skola
Mengenal Privilege dan Contohnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Mengenal Privilege dan Contohnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Skola
Pengertian Mobilitas Sosial, Jenis, dan Contohnya

Pengertian Mobilitas Sosial, Jenis, dan Contohnya

Skola
7 Definisi Kebudayaan menurut Para Ahli

7 Definisi Kebudayaan menurut Para Ahli

Skola
Teori Kardinal dalam Perilaku Konsumen

Teori Kardinal dalam Perilaku Konsumen

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com