Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkembangan Politik Kerajaan Demak

Kompas.com - 05/03/2020, 18:00 WIB
Arum Sutrisni Putri

Penulis

Sumber Kemdikbud

KOMPAS.com - Sejarah Indonesia baru tidak terlepas dari perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di nusantara, salah satunya kerajaan Demak.

Tahukah kamu bagaimana perkembangan Kerajaan Demak dari aspek politik?

Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kerajaan Demak ada sekitar 1478.

Bersamaan dengan jatuhnya Kerajaan Majapahit yang diperintah Prabu Kertabumi (Brawijaya V). Ditandai dengan candrasengkala sirna ilang kertaning bumi yang artinya 1400 Saka atau 1478 Masehi.

Raden Patah

Para wali kemudian sepakat menobatkan Raden Patah sebagai raja di Kerajaan Demak dengan gelar Senapati Jimbung Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama. Sedangkan jabatan patih oleh Ki Wanapala dengan gelar Mangkurat.

Baca juga: Kerajaan Demak, Kerajaan Islam Pertama dan Terbesar di Utara Jawa

Raden Patah adalah putra Brawijaya V dari istri seorang putri China (Campa) hadiah dari Raja Palembang. Setelah takhta ayahnya jatuh ke tangan Girindrawardhana dari Keling (Daha), Demak menjadi terancam.

Akibatnya terjadi peperangan antara Demak dan Majapahit pimpinan Girindrawardhana dan keturunannya yang bernama Prabu Udara hingga 1518. Demak menang kemudian menjadi kerajaan Islam terbesar di Jawa.

Demak berhasil menggantikan posisi Majapahit sebagai kerajaan yang berpengaruh di Jawa karena Majapahit hancur setelah peperangan. Perkembangan Islam di Jawa secara intensif terjadi pada masa kerajaan Demak.

Raden Patah mulai berkuasa pada 1478 dengan pusat pemerintahan Di Demak Bintoro, pesisir utara Jawa Tengah. Dalam menjalankan pemerintahan, Raden Patah didampingi dewan wali yang dikenal sebagai Wali Songo. Wali Songo berjasa mengislamkan Jawa sampai ke daerah pedalaman.

Sejak saat itu Demak berkembang dan menguasai jalur perdagangan di Indonesia. Wilayah kekuasaan Demak cukup luas, hampir meliputi sepanjang pantai utara Pulau Jawa dengan pengaruh hingga ke luar Jawa seperti Palembang, Jambi, Banjar dan Maluku.

Baca juga: Peran Walisongo dalam Penyebaran Islam di Tanah Jawa

Adipati Unus

Penguasa Kerajaan Demak setelah Raden Patah adalah Adipati Unus (Pati Unus) pada 1507. Sebelum menduduki takhta, Adipati Unus membawa ekspedisi ke utara untuk menyerang Portugis di Malaka tetapi gagal. Kembali dari Malaka, Pati Unus mendapat sebutah Pangeran Sabrang Lor.

Saat Pati Unus berkuasa, ia tidak lagi menyerang Malaka tetapi tetap memperkuat pertahanan laut agar Portugis tidak masuk ke Jawa.

Sikap permusuhan Demak terhadap Portugis ternyata merugikan Portugis dan Pelabuhan Malaka. Sebab Demak tidak lagi mengirimkan barang dagangan ke Malaka. Pedagang dari negara lain enggan datang ke Pelabuhan Malaka.

Periode kekuasaan Adipati pendek (1518-1521). Karena tidak mempunyai anak untuk meneruskan takhta, penguasa penggantinya adalah adiknya yaitu Trenggono (Trenggana). Sultan Trenggono meneruskan upaya pendahulunya untuk mengislamkan tanah Jawa.

Baca juga: Sunan Gresik, Wali Pertama Penyebar Islam di Tanah Jawa

Sultan Trenggono

Sultan Trenggono atau Trenggana mengutus Syarif Hidayatullah untuk mengislamkan wilayah Jawa bagian barat. Maka wilayah Pajajaran, Cirebon, Banten dan Sunda Kelapa (Jayakarta) ditundukkan.

Sultan Trenggono adalah raja terbesar di kerajaan Demak sebab cakap soal sistem birokrasi pemerintahan dan strategi militer serta memiliki visi jauh ke depan.

Beberapa putrinya dinikahkan dengan beberapa Adipati sehingga wilayah kedaulatan Demak semakin luas.

Hanya wilayah Jawa bagian timur yang belum berhasil diislamkan, maka Sultan Trenggono sendiri yang memimpin ekspedisi. Tetapi upaya ini gagal dan Sultan Trenggono meninggal.

Terjadi kekacauan politik di Demak terkait pengganti Sultan Trenggono. Kemudian menantu Sultan Trenggono yang bernama Hadiwijaya memenangkan pertarungan politik dan memindahkan pusat kerajaan ke Pajang, masuk pedalaman Jawa Tengah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com