Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Faktor dan Tahap Pembentuk Kepribadian

Kompas.com - 01/02/2020, 16:00 WIB
Serafica Gischa

Penulis

KOMPAS.com - Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda. Meski terlahir kembar, setiap individunya selalu memiliki perbedaan, baik dari sifat maupun ciri tingkah lakunya.

Dalam buku Teologi Pendidikan (2013) karya Jalaluddin, kepribadian berasal dari kata Yunani, personare. Artinya menyuarakan melalui alat.

Dari kata ini kemudian dipindahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi personality atau kepribadian.

William Stern mengatakan kepribadian adalah suatu kesatuan banyak yang diarahkan kepada tujuan tertentu dan mengandung sifat khusus individu. Hanya individu tersebut yang bisa menentukan.

Sedangkan Witherintong menyebut kepribadian merupakan keseluruhan tingkah laku seseorang yang diintegrasikan, sebagaimana yang tampak pada orang lain.

Kepribadian ini bukan hanya melekat pada diri seseorang, namun merupakan hasil dari suatu pertumbuhan yang lama dalam suatu lingkungan kultural.

Baca juga: Interaksi Sosial: Pengertian, Syarat, Ciri, Jenis, dan Faktornya

Teori kepribadian

Berikut beberapa teori yang bisa menjelaskan terbentuknya kepribadian seseorang, di antaranya:

  • Cermin Diri

kepribadian seseorang berkembang melalui proses bertahap dan berlangsung seumur hidup. Kepribadian seseorang hanya dapat berkembang dengan bantuan orang lain.

Dari gambaran atau cermin diri yang diberikan orang lain kepada kita membentuk kepribadian dalam diri.

  • Generalisasi orang lain

Dalam buku Mind, Self, and Society (1934), George Herbert Mead mengatakan kepribadian dibentuk oleh generalisasi orang lain. Setiap orang meyakini bahwa orang lain memiliki harapan terhadap perilaku kita.

Harapan itu membuat perilaku kita benar-benar seperti apa yang menurut kita sesuai dengan harapan orang lain.

Misalnya seorang anak meyakini bahwa orang tuanya mengharapkan dirinya menjadi anak yang baik dan pintar, maka kepribadian anak tersebut akan berkembang menjadi baik dan pintar.

  • Konflik individu dan masyarakat

Kepribadian terbentuk sebagai akibat konflik mendasar dan abadi antara individu dengan masyarakatnya. Jiwa seseorang terdii atas tiga bagian yaitu id, superego, dan ego.

Id adalah pusat nafsu dan dorongan yang bersifat naluri, antisosial, dan rakus. Superego adalah jalinan antara cita-cita dan nilai sosial yang dipahami seseorang sehingga membentuk hati nurani.

Sedangkan ego adalah bagian yang bersifat sadar dan rasional. Sehingga mampu mengendalikan konflik antara superego dan id.

Baca juga: Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com